Mohon tunggu...
Bayu Sapta Hari
Bayu Sapta Hari Mohon Tunggu... Editor -

Editor | suka gowes | penyuka kopi | www.catatanmasbay.wordpress.com | twitter: @bysph

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ketetapan Hati Robi

30 Juli 2010   03:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:27 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Ini ma, Robi mau ke tempat teman cewek," ujar Robi dengan sangat hati-hati setelah sebelumnya menarik nafas panjang.

Robi pun menunggu reaksi dari mama. ada sedikit perasaan lega di dada Robi setelah mengucapkan kata-kata tadi. Robi pun melanjutkan setelah melihat belum ada reaksi dari mama. sepertinya mama masih menunggu untuk mendapat jawaban yang lebih jelas dari Robi.

"insya allah Robi mau berkenalan dengan seorang gadis yang mudah-mudahan akan menjadi calon pendamping hidup Robi. mama ngga usah kaget ya?" ujar Robi dengan nada yang lebih tegas dan datar setelah hatinya merasa lebih lega.

selama ini Robi emang jarang terlihat akrab dengan teman wanita. meski beberapa kali mama sempat menjawab telepon dari beberapa teman Robi yang cewek, Robi tidak terlihat memiliki teman cewek yang dekat dan akrab yang pantas disebut pacar.

Robi memang tidak seperti remaja kebanyakan yang biasa menggandeng cewek dan menjadikannya sebagai pacar. Robi memiliki sebuah prinsip yang jarang dianut oleh remaja kebanyakan, tidak akan berpacaran sebelum resmi menikah. Robi begitu menjaga hubungan dengan lawan jenis. Robi memandang hubungan dengan lawan jenis adalah hubungan yang suci dan tidak boleh sembarangan dilanggar. mesti ada hijab antara cowok dan cewek, begitu prinsip Robi. sebuah prinsip yang terlihat asing dan aneh di mata banyak orang.

Dari gerak-gerik Robi, mama sedikit mengerti jika Robi memang tidak akan punya pacar. Mama pun yakin satu saat Robi pasti akan memberitahukan siapa wanita pilihannya yang akan dijadikan sebagai istri. namun demikian, ada sedikit rasa terkejut juga dalam benak mama petang ini saat Robi mengutarakan keinginannya. antara senang, terkejut, dan penasaran mama menerima pernyataan dari Robi.

"emangnya siapa dia, kalo mama boleh tau?" ujar mama menanggapi pernyataan Robi setelah menenangkan diri dari rasa kaget dan penasarannya.

"Dia guru ma, satu tempat mengajar dengan Irul, teman Robi. Kayaknya sih baik orangnya tapi bukan dari Jawa melainkan dari Minang," jawab Robi sedikit menjelaskan latar belakang gadis pilihannya ini. Robi sadar bahwa latar belakang suku pasti akan menjadi salah satu yang membuat penasaran. Ayah dan mama Robi sendiri berlatar belakang suku Jawa.

"ooh orang padang tho .. wah bisa makan masakan padang terus donk nih," sahut mama menanggapi. sebuah pernyataan yang sudah bisa diduga oleh Robi.

"emang kenal dimana?" tanya Andi ikutan nimbung di meja makan.

"yahh .. kenal aja. ada yang ngenalin. temen gw kebetulan sama-sama mengajar dengan dia," sahut Robi menanggapi pertanyaan adiknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun