Mohon tunggu...
Bayu Sapta Hari
Bayu Sapta Hari Mohon Tunggu... Editor -

Editor | suka gowes | penyuka kopi | www.catatanmasbay.wordpress.com | twitter: @bysph

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sepenggal Keprihatinan untuk Gaza

2 Juni 2010   06:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:48 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Mamat tertegun di depan layar komputer sambil terduduk dengan gelisah. baru saja mamat mendapat informasi bahwa kapal dengan misi kemanusiaan yang membawa bahan bantuan untuk penduduk Gaza telah dihadang dan ditembak oleh tentara Israel. mulutnya tampak komat-kamit antara rasa gemas dan frustasi. gemas karena prihatin dan cemas atas nasib penduduk Gaza serta frustasi karena tidak bisa melakukan tindakan apa pun untuk membela yang tertindas.

Memet pun menghampiri Mamat dengan perasaan yang sama. Memet terlihat begitu terpukul atas kejadian yang menimpa relawan yang ingin menyampaikan bantuan ke Gaza. memet berusaha menumpahkan kekesalan dan keprihatinan hatinya ini kepada Mamat.

"Mat, udah dapat informasi tentang tentara Israel yang menembaki dan menghadang kapal kemanusiaan itu belum?" tanya Memet kepada Mamat.

"Udah Met," kata mamat sambil menunjuk ke layar komputer. "tapi aneh ya Met, situsnya banyak yang ga bisa diakses. Apa situs-situs yang memberikan info tentang kapal kemanusiaan ini sengaja diblokir ya?" lanjut Mamat sambil bertanya.

"ehmm .. bisa jadi ya Mat, media-media kan banyak dikuasai oleh zionis dan lobi-lobi yahudi. Boleh jadi mereka sengaja menutupi kejadian yang sebenarnya dan berusaha membuat berita yang sesuai dengan kepentingan mereka," ujar Memet sambil mencoba memberikan sedikit penjelasan.

"apapun yang terjadi atas kapal kemanusiaan Mavi Marmara, ini sekali lagi menunjukkan kekejian Israel atas kemanusiaan," kata Mamat berusaha mengungkapkan kekesalan hatinya.

"lagi-lagi untuk yang kesekian kalinya Israel melakukan pelecehan terhadap kemanusiaan dan untuk yang kesekian kalinya juga dunia tidak bisa melakukan tindakan apapun untuk mencegahnya," lanjut Mamat dengan geram.

"iya Mat gw juga ga habis pikir bagaimana mungkin pelanggaran dan pelecehan terhadap kemanusiaan dibiarkan saja terjadi. padahal dunia juga tahu bagaimana kelakuan Israel yang secara semena-mena telah menginjak-injak rasa keadilan dan mengabaikan berbagai kecaman yang ditujukan kepadanya," Memet ikut memberikan pendapatnya.

"semoga nasib para relawan yang ditangkap akan baik-baik saja ya Met," kata Mamat. "di antara para relawan juga terdapat warga negara Indonesianya lho Met," lanjut Mamat.

"bener Mat. kita semua berharap mereka semua termasuk relawan dari Indonesia bisa selamat dan baik-baik saja," balas Memet.

"tapi sebenarnya yang lebih memprihatinkan lagi adalah nasib para penduduk Gaza Mat. Akibat blokade Israel, mereka terisolir dari dunia luar. bayangkan saja nasib anak-anak dan orang-orang tua di sana. apa yang bisa mereka makan ketika mereka lapar. jangankan minum susu untuk makan sehari-hari saja mereka mungkin sudah sangat sulit. Gw benar-benar ga bisa membayangkan kondisi di Gaza Mat," lanjut Memet dengan raut muka yang sedih.

"benar juga ya Met. selama ini penduduk Gaza sudah terisolir dari dunia luar akibat blokade Israel. Ga kebayang deh bagaimana mereka makan dan menjalani kehidupannya. Sekarang, kapal yang membawa bantuan pun dihadang oleh Israel. Padahal bantuan itu sudah dikumpulkan dari seluruh dunia, berupa makanan, pakaian, dan obat-obatan. tapi ngga bisa sampai kepada mereka para penduduk Gaza. benar-benar kejam dan tidak berperasaan Israel itu," Mamat menanggapi dengan ekspresi yang tak kalah sedih ditambah rasa geram.

"Ini sama saja membiarkan penduduk Gaza mati pelan-pelan Mat," balas Memet. "menurut gw sebuah pembersihan etnis telah terjadi di Gaza. ada sekelompok manusia (Israel) yang dengan sengaja membiarkan dan bahkan menginginkan sekelompok manusia yang lain (penduduk Gaza) mati kelaparan. tidak salah jika dikatakan bahwa sebuah genosida telah terjadi di Gaza. kalau benar seperti ini, sebuah tragedi kemanusiaan sudah terpampang jelas di hadapan kita Mat," Memet melanjutkan ekspresinya dengan nada getir campur frustasi dan marah.

"Benar Met. ini merupakan ketidakadilan yang sangat besar pada masa sekarang ini. sekelompok manusia yang sudah menginjak-injak nilai luhur kemanusiaan dan telah nyata dan sengaja berusaha menghilangkan hak hidup sekelompok manusia yang lain. dari sisi manusia mana pun, ini sungguh sangat memprihatinkan," timpal Mamat.

"dari sudut pandang mana pun tindakan yang mencederai nilai-nilai kemanusiaan tidak bisa diterima. Kita tidak butuh imbauan dari ayat suci dan seruan dari agama untuk bisa ikut larut dalam keprihatinan ini," ujar Memet menimpali pernyataan Mamat.

"perlu ada tindakan nyata yang bisa mencegah ketidakadilan ini Met. semoga saja semua pihak menyadari keadaan yang terjadi di Gaza dan bisa melakukan upaya yang konkret agar nilai-nilai luhur kemanusiaan dapat ditegakkan kembali," kata Mamat.

"dan bantuan kemanusiaan harus tetap bisa masuk ke Gaza dengan cara apapun. Mungkin ga ya kalau bantuannya disampaikan dalam bentuk uang yang ditransfer langsung melalui rekening ke Gaza atau apapun yang bisa dilakukan untuk bisa mengakses Gaza," sahut Memet mencoba memberikan solusi.

"para relawan itu tentunya lebih paham situasi di sana dan semoga mereka bisa menemukan jalan atau solusi yang memungkinkan mereka bisa masuk ke Gaza. dan jangan lupa untuk selalu berdoa untuk keselamatan mereka para relawan dan penduduk Gaza. Paling tidak ini yang harus tetap kita lakukan sejauh ini," kata Mamat.

"amin .. semoga demikian ya Mat," sahut Memet

Mereka kembali melanjutkan aktivitas kembali dan terus berdoa dan berusaha menemukan solusi agar masalah ini mendapatkan jalan keluar yang baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun