Mohon tunggu...
Renaldi Bayu
Renaldi Bayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - I'm a Student of Accounting at Udayana University.

@malleumiustitiae @refknow (Enjoy Writing, Reading and Dialectics)

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Membedah Visi & Misi Calon Gubernur Bali 2024-2029: Koster-Giri Vs Mulia-PAS

3 Oktober 2024   11:03 Diperbarui: 3 Oktober 2024   11:09 1049
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Situasi Pengundian & Penetapan Nomor Urut Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali Tahun 2024. Sumber: YT KPU Provinsi Bali

Bali saat ini menghadapi berbagai tantangan, mulai dari globalisasi, degradasi lingkungan, hingga ketergantungan ekonomi pada pariwisata. Dalam kontestasi pemilihan gubernur, dua pasangan calon, Koster-Giri dan Mulia-PAS, menawarkan visi dan misi yang berbeda untuk mengatasi tantangan ini. Kali ini kita akan coba komparasikan dari perpektif; Isu Sosial, Budaya, dan Ekonomi Bali

  • Visi

Koster-Giri: "Nangun Sat Kerthi Loka Bali"

Koster-Giri mengusung visi "Nangun Sat Kerthi Loka Bali" dengan pola pembangunan semesta berencana yang bertujuan menjaga keseimbangan antara alam, manusia, dan budaya. Konsep ini berakar pada filosofi lokal Sad Kerthi yang melibatkan penyucian enam elemen utama: atman (jiwa), laut, air, tumbuhan, manusia, dan alam semesta. Visi ini relevan saai ini yang mengalami krisis lingkungan dan ancaman globalisasi yang dihadapi Bali, dengan fokus pada keberlanjutan ekologi di tengah tekanan/moderasi urbanisasi dan modernisasi.

Mulia-PAS: "Mewujudkan Bali Dwipa Jaya untuk Mendukung Terwujudnya Indonesia Emas"

Sementara itu, Mulia-PAS memiliki visi yang lebih berorientasi pada pertumbuhan ekonomi dan pembangunan manusia. Fokus utama mereka adalah menjadikan Bali sebagai kontributor utama pembangunan nasional melalui peningkatan kualitas SDM dan infrastruktur. Meski relevan untuk menggenjot pembangunan ekonomi, visi ini tampak kurang menonjolkan aspek pelestarian budaya dan keberlanjutan lingkungan, yang merupakan isu penting di Bali saat ini.

  • Misi

Koster-Giri

Misi Koster-Giri berfokus pada pelestarian budaya, keberlanjutan lingkungan, dan pemerataan pembangunan berbasis nilai-nilai lokal. Mereka mengutamakan penguatan desa adat, pengelolaan lingkungan berbasis Sad Kerthi, serta pembangunan infrastruktur yang merata antarwilayah. Misi ini mencerminkan pendekatan holistik yang mengintegrasikan spiritualitas, ekologi, dan sosial budaya, sekaligus menjadi resistensi terhadap ancaman globalisasi.

Mulia-PAS

Pada pasangan, Mulia-PAS menekankan sembilan misi utama yang lebih terfokus pada efisiensi tata kelola pemerintahan, penciptaan lapangan kerja, serta inovasi dalam pengelolaan sampah dan transformasi digital di sektor pariwisata. Meski misi ini menunjukkan komitmen terhadap modernisasi dan pertumbuhan ekonomi, kurangnya penekanan pada pelestarian budaya dan lingkungan mengindikasikan pendekatan yang lebih teknokratis dan pragmatis, berfokus pada hasil jangka pendek.

Perbandingan Berdasarkan Nilai-Nilai Relevan untuk Bali

  • Keberlanjutan Lingkungan dan Budaya 
  • Koster-Giri: Nilai utama yang ditawarkan adalah keberlanjutan ekologis berbasis filosofi Sad Kerthi. Mereka mengutamakan perlindungan terhadap air, tanah, dan tumbuhan, sebuah pendekatan yang sangat relevan di tengah ancaman lingkungan seperti alih fungsi lahan dan penurunan kualitas air di Bali.
  • MULIA-PAS: MULIA-PAS juga menyentuh isu lingkungan, namun pendekatan mereka lebih teknokratis, fokus pada efisiensi pengelolaan sampah dan pembangunan infrastruktur kelas dunia. Meski penting, aspek kultural dan spiritual terkait alam tidak menjadi prioritas utama.
  • Pemerataan Pembangunan 
  • Koster-Giri: Mereka berkomitmen pada pemerataan pembangunan antarwilayah, dengan fokus pada infrastruktur yang menghubungkan seluruh Bali. Ini relevan untuk mengatasi ketimpangan pembangunan yang selama ini terpusat di Bali Selatan.
  • MULIA-PAS: MULIA-PAS juga mendukung pemerataan pembangunan, terutama dengan rencana pembangunan Bandara Bali Utara. Namun, mereka lebih terfokus pada proyek besar dan belum memperhatikan secara mendalam implikasi ekologis dan sosial.
  • Kesejahteraan Ekonomi 
  • Koster-Giri: Mereka menawarkan transformasi ekonomi yang tidak bergantung pada pariwisata, dengan pengembangan sektor pertanian, perikanan, dan ekonomi kreatif berbasis budaya. Ini penting mengingat kerentanan Bali terhadap krisis global seperti pandemi Covid-19 yang menekankan ketergantungan berlebihan pada pariwisata.
  • MULIA-PAS: MULIA-PAS menitikberatkan pertumbuhan ekonomi berbasis investasi dan penciptaan lapangan kerja, terutama di sektor pariwisata dan UMKM. Namun, fokus yang kuat pada pariwisata tetap berisiko mempertahankan ketergantungan yang rentan.
  • Desa Adat dan Kearifan Lokal 
  • Koster-Giri: Mereka sangat memperhatikan desa adat dan kearifan lokal sebagai inti budaya Bali yang harus dilindungi dan diperkuat.
  • MULIA-PAS: MULIA-PAS menyebut pentingnya desa adat, namun fokus pada adaptasi modernisasi dapat mengancam keaslian dan autentisitas budaya Bali yang sejati.

Kesimpulan Dengan Tiga Isu Mendesak yang Dihadapi Bali

  • Pengurangan Ketergantungan Ekonomi pada Pariwisata 
  • Koster-Giri menawarkan pendekatan diversifikasi ekonomi yang lebih relevan, dengan fokus pada sektor pertanian, perikanan, dan industri kreatif berbasis budaya lokal. Di sisi lain, MULIA-PAS lebih berfokus pada revitalisasi pariwisata, yang mungkin memperlambat upaya pengurangan ketergantungan ekonomi Bali pada sektor tersebut.
  • Penanganan Sampah dan Limbah 
  • Koster-Giri menekankan pendekatan berbasis masyarakat dan keberlanjutan, yang relevan untuk mengatasi masalah sampah Bali. MULIA-PAS menawarkan pendekatan pragmatis berbasis profit, yang meskipun efisien dalam jangka pendek, mungkin tidak berkelanjutan dalam jangka panjang.
  • Pembangunan Infrastruktur Merata 
  • Koster-Giri menunjukkan komitmen yang lebih kuat terhadap pemerataan infrastruktur di seluruh Bali. MULIA-PAS menawarkan proyek besar yang lebih menargetkan pariwisata dan pusat ekonomi, yang mungkin kurang berdampak pada wilayah terpencil dalam jangka pendek.

Kesimpulan Akhir

Visi dan misi Koster-Giri tampak lebih menyeluruh dan berakar pada nilai-nilai lokal Bali, dengan fokus pada keberlanjutan ekologis dan budaya. Pendekatan mereka menawarkan model pembangunan yang lebih seimbang antara ekonomi, budaya, dan lingkungan. Di sisi lain, Mulia-PAS menonjolkan modernisasi dan efisiensi yang dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi, namun dengan risiko mengorbankan aspek pelestarian budaya dan lingkungan yang sangat penting bagi keberlanjutan Bali.

Bali, dengan keunikan alam dan budayanya, menghadapi tantangan untuk menyeimbangkan modernisasi dengan pelestarian tradisi. Dalam konteks ini, pendekatan Koster-Giri tampak lebih relevan dalam jangka panjang untuk menjaga keutuhan Bali sebagai pusat spiritual dan budaya dunia, sementara pendekatan MULIA-PAS bisa memberikan solusi pragmatis untuk pertumbuhan ekonomi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun