Mohon tunggu...
Renaldi Bayu
Renaldi Bayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - I'm a Student of Accounting at Udayana University.

@malleumiustitiae @refknow (Enjoy Writing, Reading and Dialectics)

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Apa itu Era Society 5.0?

22 September 2024   20:04 Diperbarui: 22 September 2024   20:11 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa yang Kamu Tahu Tentang Era Society 5.0?

Society 5.0 adalah era di mana teknologi menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari. Internet tidak hanya digunakan untuk berbagi informasi, tapi juga untuk menjalankan aktivitas sehari-hari. Dalam era ini, kita dituntut memiliki kemampuan berpikir kritis, kreatif, serta bisa memecahkan masalah yang lebih kompleks. Istilah Society 5.0 mungkin masih terdengar asing bagi sebagian orang, tetapi konsep ini sebenarnya merupakan penyempurnaan dari Revolusi Industri 4.0 yang lebih berfokus pada manusia sebagai pusatnya.

Konsep ini pertama kali diluncurkan di Jepang pada 21 Januari 2019, dengan tujuan menciptakan masyarakat yang menggunakan teknologi modern sebagai alat utama untuk meminimalkan kesenjangan sosial dan ekonomi. Society 5.0 mengajak kita untuk memanfaatkan teknologi agar kehidupan kita lebih mudah dan bermakna. Meskipun terlihat menantang bagi negara berkembang seperti Indonesia, Jepang telah membuktikan bahwa hal ini bisa tercapai dengan teknologi yang maju.

Tantangan di Era Society 5.0

Di era Society 5.0, generasi saat ini menghadapi tantangan besar. Meskipun teknologi memudahkan kehidupan sehari-hari, kita juga harus sadar bahwa perkembangan teknologi yang pesat ini membawa risiko. Salah satunya adalah semakin banyaknya pekerjaan manusia yang digantikan oleh robot cerdas, sehingga lapangan pekerjaan semakin berkurang.

Di era saat ini, kita sudah bisa melihat beberapa pekerjaan manusia yang tergantikan oleh teknologi. Contohnya, kasir di banyak supermarket dan toko ritel sudah mulai tergantikan oleh mesin self-checkout. Pelanggan sekarang dapat memindai barang mereka sendiri dan melakukan pembayaran tanpa memerlukan interaksi dengan kasir manusia. Selain itu, peran customer service juga banyak digantikan oleh chatbots berbasis AI. Banyak perusahaan menggunakan asisten virtual untuk menangani pertanyaan dan keluhan pelanggan secara otomatis, tanpa memerlukan staf manusia.

Di bidang manufaktur, robot industri telah menggantikan banyak pekerja pabrik, terutama dalam proses produksi dan perakitan. Contohnya, dalam industri otomotif, banyak tugas repetitif yang dulu dikerjakan oleh manusia kini dilakukan oleh robot dengan efisiensi tinggi. Sementara itu, dalam sektor transportasi, pengemudi mulai tergantikan oleh kendaraan otonom, meskipun teknologi ini masih dalam tahap pengembangan. Namun, kita sudah bisa melihat taksi otonom beroperasi di beberapa kota besar sebagai uji coba.

Untuk masa depan, banyak pekerjaan lain yang juga berpotensi tergantikan oleh teknologi. Pengemudi truk dan sopir taksi misalnya, sangat mungkin digantikan oleh truk otonom dan mobil tanpa pengemudi. Teknologi ini terus mengalami kemajuan dan bisa merevolusi industri logistik serta transportasi. Selain itu, pekerjaan seperti penerjemah mungkin akan semakin tergantikan oleh AI penerjemah yang semakin canggih dan dapat menerjemahkan teks dalam berbagai bahasa dengan akurasi tinggi.

Bahkan, di bidang kesehatan, peran dokter diagnostik juga berpotensi berkurang dengan kehadiran AI dalam diagnosa medis. Misalnya, AI yang dapat menganalisis gambar radiologi dan memberikan diagnosa dengan presisi tinggi. Hal serupa terjadi dalam bidang hukum, di mana beberapa tugas rutin seperti peninjauan kontrak dapat diotomatisasi dengan menggunakan sistem AI legal, mengurangi kebutuhan akan pengacara untuk tugas-tugas tertentu.

Tantangan lainnya adalah maraknya penyebaran informasi palsu di media sosial seperti Instagram, Facebook, dan Twitter. Informasi yang tersebar seringkali tidak jelas sumbernya dan tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Selain itu, perkembangan teknologi yang serba cepat juga bisa menjadi bumerang jika kita tidak siap menghadapinya.

Solusi untuk Tantangan di Era Society 5.0

Untuk menghadapi tantangan tersebut, masyarakat perlu meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Kita harus memanfaatkan teknologi dengan bijak dan memastikan bahwa kita tidak tertinggal oleh negara lain dalam hal perkembangan teknologi. Penting bagi kita untuk memiliki pola pikir kritis serta kemampuan untuk menjawab tantangan global.

Indonesia juga perlu mempersiapkan infrastruktur yang mendukung, terutama dalam hal akses internet. Meskipun Society 5.0 masih dalam tahap awal, persiapan sejak dini akan membantu kita menghadapi tantangan di masa depan. Selain itu, belajar dari negara-negara maju seperti Jepang dapat membantu kita mengatasi kesenjangan teknologi di masyarakat. Pada akhirnya, solusi terbaik adalah dengan memanfaatkan teknologi untuk menciptakan masyarakat yang lebih cerdas dan terintegrasi dengan baik, sehingga manusia dan teknologi bisa berkembang bersama tanpa adanya kesenjangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun