Mohon tunggu...
Renaldi Bayu
Renaldi Bayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - I'm a Student of Accounting at Udayana University.

@malleumiustitiae @refknow (Enjoy Writing, Reading and Dialectics)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Merdeka dalam Berpikir dan Merdeka dalam Kehidupan

6 Juli 2024   17:43 Diperbarui: 6 Juli 2024   17:44 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengikuti arus mungkin memberikan kenyamanan sementara, tetapi hanya mereka yang berani keluar dari zona nyaman dan mengambil jalan yang jarang dilalui yang akan mencapai puncak tertinggi dalam kehidupan mereka. Mereka yang hanya mengikuti arus tidak akan pergi lebih jauh dari kebanyakan orang lainnya. Sebaliknya, hanya yang berani berjalan sendirian yang akan mencapai tempat-tempat yang tak pernah dikunjungi orang.

Berpikir dan bertindak merdeka dalam konteks sosial sering kali berhadapan dengan berbagai tantangan yang kompleks dan multidimensional. Resistensi yang dihadapi oleh individu-individu yang berusaha mempertahankan independensi mereka bukanlah fenomena yang sederhana. Tekanan sosial, ketakutan akan penolakan, kurangnya dukungan, dan stigma sosial merupakan hambatan yang nyata dan sering kali sulit untuk diatasi.

Tekanan Sosial, Rasa Takut Akan Penolakan, Kurangnya Dukungan dan Stigma Sosial

Tekanan sosial adalah salah satu penghalang utama bagi individu yang ingin berpikir dan bertindak secara independen. Masyarakat memiliki norma-norma yang tertanam kuat dan harapan-harapan tertentu tentang bagaimana individu seharusnya berperilaku. Tekanan ini bisa datang dari berbagai sumber, termasuk keluarga, teman, dan rekan kerja. Misalnya, seseorang yang memilih untuk mengejar karier di bidang seni daripada pekerjaan konvensional mungkin akan menghadapi kritik atau penolakan dari orang-orang terdekatnya. Tekanan untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma yang ada dapat membuat individu merasa terpaksa untuk menekan keinginan dan aspirasi mereka sendiri.

Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang mencari penerimaan dan pengakuan dari kelompok mereka. Ketakutan akan penolakan atau eksklusi sosial bisa menjadi hambatan besar bagi mereka yang ingin berpikir dan bertindak secara mandiri. Penolakan sosial dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan perasaan tidak berharga. Rasa takut ini sering kali mencegah individu untuk mengejar jalur yang mereka yakini benar atau penting bagi mereka. Akibatnya, banyak orang yang memilih untuk mengikuti arus demi menghindari konflik dan mempertahankan status quo.

Individu yang memilih jalan yang berbeda sering kali merasa sendirian dalam perjuangan mereka. Kurangnya dukungan dari orang-orang terdekat dapat membuat mereka merasa terisolasi dan terpinggirkan. Isolasi sosial ini dapat menghambat mereka untuk terus berpegang pada prinsip dan keyakinan mereka. Dukungan sosial adalah komponen penting dalam memberikan kekuatan dan motivasi untuk menghadapi tantangan. Tanpa dukungan ini, individu mungkin merasa terbebani oleh tekanan dan rintangan yang mereka hadapi.

Stigma sosial terhadap mereka yang berbeda atau tidak sesuai dengan norma-norma yang ada adalah masalah yang sering kali diabaikan. Dalam banyak masyarakat, terdapat pandangan negatif terhadap individu yang memilih jalur hidup yang tidak konvensional. Misalnya, seseorang yang memilih untuk tidak menikah atau memiliki anak mungkin dianggap aneh atau tidak sesuai dengan harapan sosial. Stigma ini dapat menciptakan hambatan tambahan bagi individu yang berusaha mempertahankan kebebasan berpikir dan bertindak mereka.

Mengembangkan Kebebasan Berpikir dan Bertindak

Perjalanan untuk menjadi individu yang berpikir dan bertindak mandiri dimulai dengan mengenali nilai-nilai dan keyakinan diri sendiri. Ini melibatkan refleksi diri yang mendalam dan kejujuran untuk memahami apa yang benar-benar penting bagi kita. Setelah memiliki pemahaman yang kuat tentang diri sendiri, kita dapat mulai mengambil langkah-langkah untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai tersebut, meskipun hal ini mungkin berarti menentang norma-norma yang ada.

Dalam proses ini, penting untuk membangun jaringan dukungan dari orang-orang yang menghargai dan mendukung kebebasan berpikir kita. Dukungan dari teman-teman, keluarga, atau mentor dapat memberikan kekuatan tambahan untuk tetap teguh pada prinsip-prinsip kita, terutama ketika menghadapi tekanan dari masyarakat luas. Jaringan dukungan ini juga dapat menjadi sumber inspirasi dan motivasi, mengingatkan kita bahwa kita tidak sendirian dalam perjalanan ini.

Selain itu, penting untuk mengembangkan ketahanan mental dan emosional. Berpikir dan bertindak merdeka sering kali membawa kita ke wilayah yang tidak dikenal, di mana ketidakpastian dan risiko tinggi. Ketahanan mental memungkinkan kita untuk tetap fokus pada tujuan jangka panjang meski menghadapi tantangan dan kemunduran. Dengan ketahanan ini, kita dapat belajar dari kegagalan dan terus maju tanpa kehilangan semangat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun