Awal bulan Desember 2011, ketika baru saja diputuskan oleh pacarku dan bingung harus melakukan apa, tiba-tiba Indra, seniorku ketika masih kuliah di Jakarta, yang sedang chating disebuah jejaring sosial ( facebook )denganku mengajak untuk naik gunung seperti dulu karena kami memang sudah bertahun-tahun tidak pernah bertemu dan naik gunung bersama lagi. Bukan hanya sekadar naik satu gunung tapi melakukan ekspedisi ke beberapa gunung berapi di Jawa Timur. Tanpa berpikir panjang aku pun mengiyakan dan bahkan langsung mengusulkan untuk naik Gunung Raung (mendaki puncak sejati Raung adalah impianku). Indra menyetujui usulku dan menentukan tanggal untuk berangkat kesana. Setelah tanggal ditentukan, aku pun mulai mencari data tentang gunung tersebut. Untuk menuju puncak sejati Raung lewat Kalibaru memakan waktu minimal 4 hari untuk sampai puncak.Aku pun berpikir untuk mencari jalur yang lain karena Indra tidak punya banyak waktu.Dia hanya punya cuti 7 hari untuk pulang pergi dari kantornya dan akhirnya kami putuskan untuk mendaki lewat jalur sumber wringin dengan lama perjalanan 3hari 2 malam. Setelah mencari-cari teman untuk mendaki akhirnya kami pun mendapatkannya yaitu Danu yang dulu pernah bertemu satu kali di pantai Baron ketika susur pantai di sana (temannya mantan pacarku,maksudnya biar bisa curhat :D hahhahaha) dan Angga Jemblung anak Jalawira yang dulu ketika pendidikan Mapalanya aku ikut sebagai tamu.
Gunung Raung 3332 Mdpl, gunung pertama yang kami daki dalam ekspedisi ini, terletak di desa Sumber Wringin, Bondowoso, Jawa Timur. Tim kami terdiri dari Indra dari Jakarta, Danu dari Solo, Fathur dari Jalawira Surabaya (rencana awal Angga Jemblung dari Jalawira Surabaya tapi karena dia ada urusan mendadak akhirnya dia memutuskan untuk mencari perwakilannya yaitu Fathur), Yonex dari Mapensa Jember sebagai leader dan saya sendiri Bayu (komunitas sosial/ Canting) dari jogja.
6 Desember 2011, berangkat dari Jogja aku bertemu dengan Indra, yang berangkat lebih dulu dari Jakarta, di Stasiun Lempuyangan Jogja. Dari Stasiun Lempuyangan kami kemudian naik kereta ekonomi (KA Sri Tanjung pukul 07.30 WIB) dengan tiket seharga Rp.24.000 sampai Jember.Di perjalanan kami bertemu Danu yang naik dari Solo dan Fathur yang naik dari Surabaya Gubeng yang sebelumnya memang sudah janjian.
Merasacukup istirahat, tim melakukan perjalanan lagi menuju target pos V (Pondok Angin).Pukul 16.15 tim akhirnya sampai di tujuan dengan kondisi yang sangat lelah karena gambaran medannya tidak seperti yang diduga sebelumnya. Sesampainya di sana kami pun bergegas untuk secepatnya mendirikan tenda, memasak dan foto-foto karena cuaca saat itu sangat baik. Dari kejauhan nampak Pegunungan Argopuro yang sangat indah. Setelah memasak, foto-foto dan ngobrol-ngobrol kami pun istirahat cepat (takut seperti kemarin) karena medan menuju puncak besok lebih berat lagi. 9 Desember 2011 pukul 03.30 tim bangun tidur dan melanjutkan perjalanan menuju puncak Gunung Raung dengan membawa perlengkapan secukupnya karena medan menuju puncak sangatlah berat (medannya terjal, berbatuan dan licin).
Pukul 06.30 tim akhirnya tiba di puncak Gunung Raung. Kami pun bersyukur kepada Allah SWT bisa sampai di puncak dengan selamat. Di puncak setelah foto-foto dan memakan makanan ringan aku pun memotong rambut (karena sudah mulai gondrong dan sebagai rasa syukur karena impianku selama ini bisa tercapai untuk mendaki hingga puncak Gunung Raung walaupun bukan puncak sejatinya Raung). Pukul 08.00 WIBtim memutuskan untuk kembali melanjutkan perjalanan pulang menuju pos V (Pondok Angin) untuk packing barang lalu melanjutkan menuju base camp. Pukul 16.45 tim akhirnya tiba dengan selamat di base camp, kemudian melanjutkan perjalanan menuju sekretariat Mapensa di Jember untuk istirahat total.