Skoliosis adalah kelainan pada tulang belakang yang membuatnya melengkung ke samping secara tidak normal. Penyakit ini sering kali muncul pada masa pertumbuhan, terutama pada anak-anak dan remaja. Skoliosis dapat memiliki beragam bentuk kelengkungan, mulai dari bentuk mirip huruf "S" hingga "C".
Penyebab skoliosis dapat bersifat genetik, saat kelainan ini diturunkan dalam keluarga. Selain itu, pertumbuhan tulang yang tidak normal, cedera pada tulang belakang, atau kondisi medis tertentu juga bisa menjadi faktor penyebab skoliosis. Kondisi ini bisa ringan hingga parah, tergantung pada sudut kelengkungan tulang belakang.
Beberapa gejala yang umumnya muncul pada skoliosis adalah bahu atau pinggul yang tidak sejajar, salah satu sisi tubuh yang terlihat lebih menonjol, dan postur tubuh yang tampak miring. Pada kasus yang parah, skoliosis dapat menekan organ-organ dalam tubuh, seperti paru-paru dan jantung, sehingga mengganggu fungsinya.Â
Diagnosis dini dan penanganan yang tepat sangat penting untuk mencegah kelengkungan tulang belakang makin parah dan memastikan kualitas hidup yang lebih baik bagi penderita.
Memahami kelainan sistem gerak sangat penting agar kita bisa mencegah atau setidaknya mengurangi risiko penyakit ini. Osteoporosis, arthritis, dan skoliosis adalah tiga contoh penyakit pada sistem gerak yang dapat membatasi mobilitas seseorang. Dengan menjaga gaya hidup sehat, asupan nutrisi yang seimbang, serta tetap aktif, kita bisa memelihara kesehatan tulang, otot, dan sendi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H