hati,Â
Di luhur batin, terdiam dalamAnak menahan getir,
lara tak terungkap.
Dua insan yang dicintai, terus dipeluk,
Meski luka tak terucap, hati tak terbata.
Biar waktu jadi saksi, bisu menyaksikan,
Kedua orang tua, tak disalahkan.
Anak menahan diri, bukan benci melanda,
Hanya rindu akan kasih, yang terkadang sirna.
Di antara cinta dan serpihan kecewa,
Anak merangkai sabar, menebar kasih abadi.
Meski getir terasa, duka tak terungkap,
Anak tetap tersenyum, di dalam gelap.
Dalam diam, hati teriris
Menutup luka, tanpa menghianati
Bukan benci, hanya ingin pahami
Tak ingin luka di hati kian menghimpit.
Doa diam disimpan rapat,
Agar cinta tetap tak terkikis
Anak menahan, bukan benci
Hanya ingin dihargai, jati senjiwa ini.
Dalam lara hati,
Rahasia yang sunyi, tak terucap jua.
Dia menahan getir, meski hati terluka,
Cinta dihiasi dilema, dirahasiakan tanpa suara.
Bukan benci yang ingin dia rasakan,
Hanya getir yang terperangkap dalam jiwa.
Menyembunyikan rasa, menutup kekecewaan,
Anak memeluk harapan, tanpa keluh atau sapa.
Kedua orang tua, tiada dosa,Â
Namun sikap menyulitkan hati yang rapuh.
Anak menelusuri, mencari sinar bahagia,
Menahan diri, cinta tetap tumbuh.
Rasa pahit, tak ingin terucap,
Anak merajut sabar, merangkai asa.
Mengharap cinta, pelukan hangat kelak,
Meski menahan diri, cinta tetap ada, tak terbatas oleh waktu.