Mohon tunggu...
Bayu Pambudi
Bayu Pambudi Mohon Tunggu... -

You'll Never Walk Alone

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

HIK, Menghidupi Keluarga Saya

4 Januari 2014   11:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:10 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1388811887305298727

HIK, Menghidupi Keluarga Saya.

Sumber: Jepretan Sendiri.

Solo-Warung HIK (Hidangan Istimewa Kampung) memiliki keistimewaan tersendiri bagi warga Solo-Jogja. Selain kesederhanaan dan keistimewaan hidangan yang dijajakan, harga dari hidangan yang dijajakan pun sangat terjangkau bagi kalangan menengah kebawah, seperti halnya para anak muda dan mahasiswa yang meyoritas berdompet pas-pasan, serta tempatnya yang asyik untuk nongkrong membuat para anak muda gemar mendatangi warung sederhana ini.

Saino (56) seorang pedagang warung HIK, mengatakan sangat menikmati usaha yang sudah 10 tahun lebih ia geluti ini. Bertempat di dekat kompleks kampus ISI Surakarta, ia menjajakan dagangannya. Bapak dari dua orang anak ini memilih pekarjaan ini kerena menurut dia hanya pekerjaan ini yang cocok untuk dia, “pekerjaan ini sangat santai mas” ujar Saino. Mengenai keuntungan yang didapatkan Pak Saino cukup lumayan, sehari ia dapat merauk keuntungan bersih Rp 50.000.00 – Rp 100.000.00.

Suka duka dialami Pak Saino saat menggeluti pekerjaan ini, hal yang membuatnya senang adalah jika semua dagangannya habis terjual, hal yang membuatnya sedih adalah saat barang dagangannya sepi pembeli dan terkadang ada orang jahil yang merampas makanan dagangannya kerena orang tersebut mabuk dan mengamuk jika tidak dituruti kemauannya.

Semua itu ia nikmati dengan sabar dan ulet dalam menggeluti pekerjaannya ini. “Usaha itu harus digeluti dengan sungguh-sungguh, jangan mudah menyerah, gagal sekali dua kali itu wajar, yang penting tetap berusaha dan pastikan pekerjaan itu Hallal.” Ujar Pak Saino. Berkat uasaha HIK yang ia tekuni ini, Pak Saino dapat memenuhi kebutuhan keluarganya walaupun dengan hasil yang pas-pasan, serta dapat menyekolahkan kedua anaknya hingga tamat SMA, “HIK, Menghidupi keluarga saya, mas” tutup Pak Saino.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun