Seringkali orang-orang berfikir bahwa ingin membuka usaha itu harus memiliki dana yang banyak untuk memulainya. Namun, akhir-akhir ini banyak generasi milenial yang memutuskan untuk membuka usaha sendiri setelah mereka lulus kuliah.
Seringkali usaha-usaha baru yang dibangun itu kemudian gagal dalam waktu singkat karena tingkat literasi keuangan yang masih minim.
Terlebih adanya dukungan kemudahan di era digital seperti saat ini, para pebisnis pemula mendapatkan kemudahan mengakses informasi yang beredar dari internet.
Tingkat literasi keuangan yang minim selain bisa menyebabkan perhitungan bisnis yang kurang baik, seringkali juga berdampak buruk pada kondisi keuangan pribadi.
Hal itu juga seperti dikatakan pengusaha muda pendiri Masalalu Cafe, Ali Harahap, Jumat (25/09) dalam acara Webinar Literasi Keuangan & Wirausaha 'Memulai Bisnis di Masa Pandemi'.
"Di awal membangun usaha kan sudah bentuk tim. Disitu kita harus sudah mikir untuk bisa membayar gaji karyawan. Di situlah pentingnya financial planning untuk jaga cash flow," ujarnya.
Menurut Ali, akan sangat berbahaya bagi pemilik usaha jika tidak pandai mengatur keuangan. Terlebih lagi jika menggabungkan pendapatan pribadi dan bisnis.
"Masalalu bukanlah cafe atau coffee shop biasa, tetapi merupakan start up yang bergerak di Industri Food & Beverage yang memiliki visi misi luas untuk membantu mencari solusi bagi banyak orang," tegasnya.
Terkait mengenai modal usaha, pendiri Masalalu Cafe ini menambahkan bahwa di era serba digital ini sangat banyak berbagai pilihan untuk para generasi milenial. Salah satu contohnya adalah platform financial dari Akulaku Finance Indonesia yang dapat meringankan untuk mencari modal dalam bermulai usaha.
"Akulaku Finance bisa dijadikan mitra buat para pengusaha yang ingin mencari modal awal untuk usahanya sesuai dengan kebutuhannya," jelasnya.