Mohon tunggu...
BAYU NURHADI
BAYU NURHADI Mohon Tunggu... Dosen - FEBI UIN Salatiga

mencoba mengamati apa yang bisa saya amati dari perspektif dan sudut pandang saya

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pertanian Sektor Potensial yang Terkisis oleh Zaman

6 September 2022   13:27 Diperbarui: 6 September 2022   13:36 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Produktivitas usahatani dan kualitas produk tidak menunjukan perbaikan kearah yang lebih baik. Selain hal tersebut sektor pertanian juga harus mampu untuk menampung jumlah angkatan kerja jauh lebih banyak daripada sewajarnya yang terjadi, padahal sekarang sektor pertanian sudah mulai menyusut peranannya dalam menyumbang PDB. Akses-akses petani terhadap sumber-sumber produktif semakin terbatas. 

Pemilikan lahan semakin terbatas dari tahun ketahun. Sebagian besar petani di Indonesia dikategorikan sebagai petani gurem yaitu, dengan penguasaan asset produktif yang minimal dan jauh memadai untuk suatu usah yang layak bagi pemenuhan pendapatan keluarga. Pada satu sisi lahan yang diusahakan per petani semakin sempit, pada sisi yang lain kualitas lahan juga semakin menurun. 

Lahan yang diusahakan petani kualitas dan produktivitasnya juga semakin sulit untuk ditingkatkan. Hal ini menunjukan bahwa masih lemahnya program revitalisasi pertanian yang dicanangkan pada tanggal 11 juni 2005.

Keterpurukan dan tidak berkembangnya sektor petanian akan berdampak luas dan dalam bagi pembangunan ekonomi dan pembangunan Indonesia secara keseluruhan. 

Terabaikannya sektor pertanian akan berdampak pada pembangunan yang tidak memiliki landasan yang kokoh dan mudah runtuh saat terjadi perubahan keadaan. Selain hal tersebut, dampak lainnya adalah meningkatnya kemiskinan, kualitas SDM menurun, ketahanan pangan rendah, pengangguran dipedesaan tinggi, kesejahteraan dipedesaan menurun, ketergantungan terhadap luar negeri, dan lain-lain.

Kesemuanya itu akan mampu dicegah bila pemerintah memberikan prioritas dan perhatian yang besar terhadap pertanian dan pedesaan di Indonesia. Selain hal tersebut, solusi yang lain yang bisa untuk diterapkan adalah perbaikan distribusi dan struktur penguasaan tanah, perbaikan upah buruh (dalam hal ini buruh tani), mempertahankan atau meningkatkan luasan dan kualitas lahan pertanian. 

Indonesia akan sulit menjadi Negara maju, sejahtera dan modern jika rakyat masih hidup dalam kemiskinan, keterbelakangan dan kebodohan. Pada dasarnya segmen terbesar rakyat Indonesia sekarang berada pada sektor pertanian dan pedesaan. 

Pertanian yang tumbuh memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi. Pertanian pada dasarnya memiliki keterkaitan dengan berbagai aspek dalam perekonomian, maka pembangunan pertanian merupakan penentu utama pertumbuhan ekonomi pedesaan, termasuk non-pertanian pedesaan. Pembanguan pertanian menjadi bagian yang mendasar bagi upaya-upaya pengurangan kemiskinan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun