Mohon tunggu...
Bayu Nugraha Saputra
Bayu Nugraha Saputra Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Disinilah aku menjejak dan melangkah...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Berjaya di Dirgantara

29 September 2012   17:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:29 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari Sabtu 29 September 2012, ada pesan SMS dari kakak sepupu, yang menanyakan apakah mau berkunjung, sekaligus melihat pameran yang digelar tak jauh dari rumahnya, di sekitar komplek AURI (Bandara Husein Sastranegara). Tentu saja tawaran tersebut, bak gayung bersambut. Sejak dulu ingin rasanya, melihat langsung kecanggihan teknologi dan atraksi yang dipamerkan. Selain itu, tidak salah rasanya ikut memeriahkan peristiwa dua tahunan, yang bertepatan dengan Milad kota Bandung ke-202.

Memasuki area pameran, langsung disambut dengan gapura berukuran kira-kira 3 x 6 meter. Dengan balutan warna biru langit dan putih seperti awan, bertuliskan "Bandung Air Show 2012". Nampak kesan gagah, kuat, sekaligus kokoh. Para pengunjung yang sudah ramai, terlihat antusias melihat pesawat-pesawat terbang yang dipamerkan. Mulai dari pesawat komersil, hingga pesawat militer.

[caption id="attachment_215516" align="aligncenter" width="500" caption="(Foto: Bayu Nugraha Saputra)"][/caption]

Tak ketinggalan, pesawat sipil kebanggaan bangsa Indonesia, N250 Gatotkoco. Nama yang diambil dari tokoh pewayangan legendaris, gambarnya menempel lekat pada bagian samping pesawat. Seolah hendak mengawal pilot, kemana pun pergi ke seantero tanah air. Pemandangan yang begitu indah, sayang untuk dilewatkan begitu saja. Kebanyakan pengunjung, membawa serta keluarganya untuk ber-pose ria, di depan hidung dan badan pesawat.

[caption id="attachment_215517" align="aligncenter" width="500" caption="(Foto: Bayu Nugraha Saputra)"]

13490524631156246734
13490524631156246734
[/caption] Masih terkagum-kagum dengan pemandangan di depan mata, di angkasa terlihat akrobatik pesawat dengan berbagai manuver. Yang terlihat dari pesawat tersebut, berwarna merah kombinasi warna putih dengan kode tulisan besar "N264EX". Manuver yang dilakukan tak tanggung-tanggung, menggeber pesawat secara vertikal, hingga pada titik yang sangat ekstrem. Pesawat sudah tak mampu menahan gravitasi, dan secara cepat menukik dengan kecepatan yang sangat tajam. Hebatnya, sang pilot mampu mengendalikan pesawatnya dengan sempurna. Melihat akrobatik seperti itu, saya hanya bisa menahan nafas, sekaligus berdecak kagum. "Gilaaa, nih orang sudah putus rasa takutnya!" kata seorang pengunjung.

[caption id="attachment_215518" align="aligncenter" width="500" caption="(Foto: Bayu Nugraha Saputra)"]

134905251212547367
134905251212547367
[/caption] Adrenalin sedikit menurun, ketika atraksi selanjutnya menampilkan tim terjung payung. Dari sekian banyak penerjun, ada yang menarik perhatian, yaitu parasut warna biru. Terlihat melayang-layang turun sambil berputar membawa bendera besar, dengan kain putih bergambar logo kota Bandung, dan angka 202 yang menandakan hari jadi kota kembang.

[caption id="attachment_215519" align="aligncenter" width="500" caption="(Foto: Bayu Nugraha Saputra)"]

1349052549235775596
1349052549235775596
[/caption] Kemudian atraksi dilanjutkan dengan pesawat akrobatik berikutnya. Tipe Bravo 202, yang diumumkan lewat pengeras suara. Pesawat ini melakukan akrobatik yang sama ekstremnya. Sang pilot, melakukan atraksi seperti gerakan melipat, dengan kecepatan yang sangat tinggi. Sayang, tak lama kemudian pesawat seperti kehilangan kendali.  Dan terdengar suara, "Buuummm!" disertai suara ledakan yang menggelegar, serta kepulan asap hitam.

Sambil berlari, saya mencoba mengambil gambar, dan masih belum percaya bahwa pesawat tersebut memang mengalami musibah kecelakaan. Belakangan diketahui, pilot tersebut adalah Marsekal (Purn) Norman Lubis dan Letkol (Purn) Toni Hartono. Rejeki, jodoh, dan kematian adalah rahasia Tuhan, kita sebagai manusia tak mampu menolaknya.

Hanya doa yang bisa dipanjatkan. Semoga Bapak Norman dan Bapak Toni, berada dalam lindungan-Nya. Kepada keluarga yang ditinggalkan, semoga diberi kesabaran dan keikhlasan. Sedikit catatan, tidak ada keraguan sedikit pun, terhadap kemampuan dan keahlian para pilot ini. Terutama, keterampilan mereka dalam hal akrobatik pesawat, sungguh mengagumkan! Akan tetapi kehebatan mereka, tidak diimbangi oleh armada pesawatnya. Maksudnya, pesawat yang digunakan mungkin sudah tidak up to date. Sebaiknya tidak digunakan lagi pesawat-pesawat tersebut. Kita mampu membuatnya dari hulu sampai hilir. Terbukti N250, adalah hasil nyata karya anak bangsa. Selain itu, masih ada pesawat swayasa JABIRU J430, rakitan siswa SMK Negeri 12 Bandung. Mampu terbang tinggi di angkasa, dan menjaga setiap jengkal wilayah Ibu Pertiwi...

[caption id="attachment_215520" align="aligncenter" width="500" caption="(Foto: Bayu Nugraha Saputra)"]

13490525881464730874
13490525881464730874
[/caption]

[caption id="attachment_215522" align="aligncenter" width="500" caption="(Foto: Bayu Nugraha Saputra)"]

1349052626337972817
1349052626337972817
[/caption]

Berjaya di Dirgantara

Tulisan ini didedikasikan untuk Marsekal (Purn) Norman Lubis dan Letkol (Purn) Toni Hartono.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun