JIS) terus berlanjut. Berbagai pihak mengatakan bahwa stadion ini perlu direnovasi karena tidak memenuhi standar Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA). Namun, ada juga pendapat yang menyebutkan bahwa JIS telah menurun karena faktor usia dan kurangnya perawatan, sehingga tidak sesuai dengan standar FIFA. Beberapa faktor yang berkontribusi pada kontroversi ini meliputi:
Kontroversi tentang Jakarta International Stadium (- Renovasi Stadion: Pemerintah menyatakan bahwa JIS perlu direnovasi karena tidak memenuhi standar FIFA. Renovasi ini meliputi beberapa aspek utama seperti masalah rumput, akses keluar masuk, dan fasilitas transportasi umum.
- Standar FIFA: JIS menggunakan rumput hibrida yang diketahui kualitasnya sama seperti rumput markas Bayern Munich, Allianz Arena. Namun, beberapa pihak merasa bahwa JIS tidak memenuhi standar FIFA yang diharuskan.
- Politik: Kontroversi JIS juga menjadi sorotan politik, terutama menjelang Pemilihan Umum 2024 (Pemilu 2024). Beberapa pihak merasa bahwa pernyataan ini sarat akan motif politik.
- Penggunaan Stadion: JIS merupakan salah satu stadion terbesar di Asia jika dipertimbangkan pada kapasitasnya yang bisa menampung 82.000 penonton. Namun, beberapa pengamat sepak bola merasa bahwa stadion ini masih memiliki kekurangan dalam hal aksesibilitas dan keberlanjutan.
Meskipun ada kontroversi politik terkait JIS, pemerintah dan pihak terkait stadion ini tetap mengusulkan perbaikan dan renovasi untuk memenuhi standar FIFA dan menjaga kualitas stadion. Namun, perdebatan ini mungkin mengarah ke perdebatan politik dan menyebabkan kekhawatiran masyarakat Indonesia seputar kualitas dan penggunaan stadion JISÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H