Â
Bulan depan merupakan ajang demokrasi pemilihan the next throne untuk DKI-1. So far yang bisa saya lihat untuk ketiga calon-calon tersebut adalah:
1. Pasangan nomor urut ini, sejujurnya bisa jadi kuda hitam layaknya Leicester city tahun lalu di kancah sepakbola liga inggris. Ditambah lagi Agus adalah satu-satunya dari House of Cikeas yang memiliki track record sangat baik citranya di media, jauh dari konotasi negatif seperti adiknya yg selalu menggunakan baju lengan panjang. Semua AKMIL angkatan-2000 mengakui bahwa agus memiliki talenta, leadership yang kuat, smart, dan fisik yang tangguh. Tak heran Agus dinobatkan sebagai lulusan terbaik Akmil di angkatannya. Luhut binsar, SBY, Agustadi sasongko, Budiman, hingga Moeldoko adalah sederet nama peraih Adhi Makayasa di almamaternya.Â
Melihat karir dan pangkat terakhir mereka, Jendral muda mungkin sudah dibooking oleh Agus apabila melanjutkan kiprahnya di kemiliteran. Belum lagi segambreng achievement yang sudah diraihnya. Jebolan SMA Taruna Nusantara angkatan 94 ini juga telah meraih pendidikan jenjang master degree di universitas terbaik dunia John Kennedy School of Government Harvard University. Perawakan jiwa kepemimpinan Agus sebenarnya sudah terlihat sejak selalu menjadi ketua kelas dari SD hingga beliau menjadi ketua OSIS ketika SMA.
Tidak tanggung-tanggung, yang digandeng untuk menempati DKI-2 adalah Ibu Sylviana Murni. Tua-tua keladi, makin tua makin jadi, pepatah yang paling tepat untuk ibu professor Silviana Murni, beliau adalah salah satu orang kepercayaan gubernur saat ini, karena beliau memiliki nilai integrity yang tidak bisa dijual harganya kepada siapapun. Seorang birokrat yang lama berkarier di lingkungan pemerintahan DKI Jakarta. Ia menjabat sebagai Deputi Gubernur Bidang Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta pada tahun 2015 sampai 2016 dan juga pernah menjadi Wali Kota Jakarta Pusat periode 2008-2010. Wanita asli Betawi  ini juga merupakan peraih gelar None Jakarta tahun 1981. Sepak terjangnya sebenarnya tidak perlu diragukan lagi.
Alangkah sayangnya pasangan kuda hitam ini seperti terjungkal dan melakukan blunder besar dikala absen di semua kesempatan live debat cagub-cawagub DKI jakarta. Sebenarnya demokrat mengusung Agus sangatlah baik, mengingat trah SBY fanboy di Indonesia khususnya Jakarta masih cukup banyak. Tetapi agak tergesa-gesa menurut saya, seandainya mau sabar 5 tahun kedepan pasti sangat lebih baik pangsa pasarnya. Untuk Rookie macam agus, bolehlah dikasih first challenge untuk maju sebagai walikota bogor atau bekasi dahulu diawal karir politiknya, yaa paling banter gubernur Banten (karena gak mungkin rakyat Banten disuguhkan 2 nama yg gak jelas. Yang satu anak sulungnya atut, calon satunya lagi si doel anak sekolahan. WTF!!)
2. Ahok - Djarot, kredibilitas tinggi, integritas mumpuni, tranparansi tergila sepanjang sejarah pejabat Indonesia (cctv meeting live, pecat orang ditempat, mutasi pejabat malas di open public, dan slip gaji di posting) menujukkan kelas dibidangnya, kedua pasangan memiliki silent majority voters saat ini di Jakarta. Ahok tidak perlu dijelaskan panjang lebar karena sudah pasti banyak yg me-googling beliau, Belakangan menjadi viral adalah seorang remaja SMA bernama Nicholas Sean Purnama yang tak lain merupakan anak dari gubernur sekarang. Tengoklah youtube di waktu senggang anda dengan tagar SPH Voice, dijamin akan jatuh hati dengan anak ini, bukan karena fisiknya, tetapi karena gaya bicaranya, ideologi, kreatifitas, dan low profile yang dimiliki Sean membuat kita berpikir bahwa Ahok menanamkan good parenting kepada anak-anaknya.
Djarot Saiful Hidayat, bakal calon wagub pasangan nomor urut-2, dikenal warganya sebagai wali kota Blitar sejak era awal millennium tahun 2000. Pejabat yang gemar merakyat, sederhana, dan doyan blusukan untuk melihat kondisi langsung di lapangan. Bahkan di saat para pejabat daerah lain menggunakan mobil terbaru, ia lebih memilih menggunakan sepeda untuk melihat kondisi langsung rakyatnya. Kota Blitar di bawah kepemimpinannya mendapat gelar adipura 3 kali berturut-turut yakni pada tahun 2006, 2007, dan 2008. Atas kontribusi positif yang telah ia buat sebagai seorang wali kota, ia mendapat penghargaan Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah pada tahun 2008. Djarot juga mendapatkan Penghargaan Terbaik Citizen's Charter Bidang Kesehatan. Banyak yang tidak mengenal Djarot lebih dalam, beliau cukup tenang dan memiliki jiwa lemah lembut, sangatlah cocok sebagai peredam emosi partnernya yang terkenal menggelegar di kepemimpinannya saat ini.
Sejujurnya saat ini nomor urut-2 memiliki chance tertinggi untuk memenangkan pertarungan sekarang, kedua petahana ini seolah saling melengkapi satu sama lain. Mungkin gubernur yang memang keras seperti Ahok yang paling pantas untuk Jakarta, kenapa? Karena Jakarta isinya penjahat white collar bajingan semua, Dimana penipuan, penggelapan, semuanya yang berbau duit dan tahta serta kepentingan ada disini. Ahok saat ini sedang di sidang karena kasusnya yang cukup unik, yakni yang katanya penistaan agama. Permintaan maaf dan ketidaksengajaan tidak cukup untuk ahok dibatalkan dari tersangka kasus ini. Hal ini membuat saya tergelik lucu, karena sepertinya ini merupakan kasus yang dibuat-buat, Sumber waras dan reklamasi tidak cukup kuat menarik ahok ke persidangan, sehingga dipaksakanlah adanya kasus penghinaan agama islam, mereka semua sudah kehilangan akal bagaimana caranya menyeret ahok ke ranah meja hijau.
Di lain sisi, para simpatisan pendukung nomor urut-2 malahan semakin bergerilya, Gaya Ahok yang biasa arogan ceplas-ceplos sekarang seperti tertindas dan malah membuat efek iba banyak masyarakat Indonesia. Hal ini membuat para supporternya semakin militan dalam mendukung Ahok. Harap diingat, beberapa bulan lalu Ahok sebenarnya sudah membuat anti-klimaks hampir seluruh pendukung dan pemerhatinya dimana secara terang-terangan Ahok menyerukan lupakan satu juta KTP untuk Ahok, karena Ahok memutuskan maju lewat partai politik di turnamen kali ini. Popularitas Ahok turun drastis seketika, Ahok seakan tidak peduli dengan effort teman ahok yang berpanas-panasan menjual merchandise Ahok dan menjadi tukang fotokopi keliling sekaligus tukang palak KTP Jakarta saat itu. Keterpurukan ini seperti dibayar kontan cash keras dengan adanya kasus penistaan agama, tanpa diduga Ahok popularitasnya kembali meroket tajam. Saya berandai-andai, mungkin satu-satunya cara membuat para haters semakin belingsatan adalah besok Ahok pergi ke Istiqlal dan mengikrarkan 2 kalimat Syahadat. Gimana ya kira-kira yang akan terjadi?
3. Duo Amerika, Anies – Sandi, semuanya menamatkan gelar pendidikan di negeri paman-sam. Di karirnya, Anies Baswedan selalu mengatakan ada tiga hal yang ia jadikan pedoman. Apakah secara intelektual dapat tumbuh? apakah masih dapat menjalankan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga? apakah mempunyai pengaruh sosial yang besar?. Visi-Misi yang diusung anis sungguh out of the box, tidak hanya mengusung pembangunan di hard infrastuktur, akan tetapi soft infrastuktur juga dijanjikan oleh pasangan nomor urut-3 ini. Anies terkenal sebagai pemimpin muda masa depan Indonesia ketika beliau membuat gerakan Indonesia Mengajar, sebelumnya beliau menjabat rektor universitas paramadina. Nama Anies Baswedan semakin terkenal ketika menjadi jubir calon presiden Indonesia Joko Widodo pada masa kampanye, sebagai balas jasanya Anies diangkat menjadi Menteri pendidikan di rezim awal Jokowi.Â