oleh: Bayujati Prakoso
Melintasi kemampuan diri seraya hadir dalam sebuah mimpi.
Inikah mimpi atau kenyataan?
Sebuah negeri yang kaya, dengan hadir laut, tanaman, ladang, dataran yang luas disetiap sisi kehidupan ini,
Negeri yang subur, makmur namun kesuburan dan kemakmuran tidak semua merasakan hal itu,
Kemakmuran untuk negeri seolah sirna,
Ikrar para elit yang diagung-agungkan seakan dapat menyelesaikan problematika negeri,
Tidak semua mencerminkan falsafah bangsa,
Negeri yang luas ini, dimanfaatkan kekayaannya hanya untuk kepentingan sesaat,
dimana kalian wahai elit negeri ini?,
Apa yang kalian lakukan?,
Pancasila sebagai landasan falsafah bangsa sudah selayaknya untuk diperjuangkan dan diterapkan,
Negara yang kerap hadir, kalian permalukan dihadapan kami,
Jika selalu. selalu, dan selalu seperti ini,
Maka, negeri yang sudah hidup ini seakan mati ditelan nafsu,
Kejahatan yg luar biasa di tegakkan, hukum di ringankan, pemberdayaan seolah hilang, penindasan dan kesenjangan semakin tinggi,
Dimana letak tanggungjawabmu sebagai pemangku wahai elit negeri ini,
Bagai arus angin yang kuat, menerjang ombak seperti cermin negeri ini yang rumit dengan segala kepentingan,
Tapi, disetiap doa yang kami panjatkan, ada seuntai kata yang dilantunkan yakni semoga kalian dapat menjalankan amanah dengan sesungguhnya, dan semoga Bumi pertiwi mengizinkan untuk tetap hidup dan tetap jaya untuk sekarang dan masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H