Mohon tunggu...
Bayujati Prakoso
Bayujati Prakoso Mohon Tunggu... Jurnalis - Tangerang, Banten, pada 09 Juli 1997. Saat ini, tercatat sebagai mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi, konsentrasi Public Relations Tahun Akademik 2015 di Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA. Memiliki hobi dan minat dalam membaca, menulis & editing.

Lahir di Tangerang, Banten, pada 09 Juli 1997. Saat ini, tercatat sebagai mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi, konsentrasi Public Relations Tahun Akademik 2015 di Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA. Memiliki hobi dan minat dalam membaca, menulis & editing.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Gelar Peluncuran Buku Manifesto Cendekiawan Berpribadi, Ketum IMM FKIP UHAMKA: Mengaktifkan Basis Intelektualitas

23 Mei 2019   12:50 Diperbarui: 23 Mei 2019   14:35 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jakarta – Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (PK IMM FKIP UHAMKA) bekerja sama dengan LPP AIKA UHAMKA menggelar kegiatan Diskusi Peluncuran Manifesto Cendekiawan Berpribadi dan Lokakarya Penulisan Buku di Aula Ahmad Dahlan, Kampus B UHAMKA, Jakarta Timur, Selasa (21/5/2019).

Dalam peluncuran, Ketua Umum PK IMM FKIP UHAMKA, Wikka menyampaikan terimakasih kepada kader-kader IMM di UHAMKA. Kegiatan ini, sambungnya, adalah upaya mengaktifkan basis intelektualitas dengan tulisan-tulisan.

Ia berharap dengan adanya buku ini mampu menginspirasi semua para kader yang ada di lingkungan UHAMKA.

Latarbelakang hadirnya buku ini, menurut Ahmad Soleh, Editor Manifesto Cendekiawan Berpribadi, awalnya buku ini muncul dimulai dari tahun 2015. Berawal dari tulisan-tulisan yang diterbitkan di berbagai media, yaitu majalah Manifesto Ikatan, majalah Celoteh Camar, majalah Kauman. Lalu, pihaknya mengumpulkan berbagai tulisan-tulisan kader IMM yang berada di lingkungan UHAMKA, dan kemudian dijadikan draf buku.

Kini penting melakukan dokumentasi gerakan untuk IMM. Alasannya acap kali kader IMM sulit membaca masa lalu (sejarah, pergerakan IMM) jika tidak memiliki catatan-catatan dokumentasi nya.

“Bagi IMM, dokumentasi gerakan itu sangat penting, karena terkadang sulit membaca masa lalu kita, karena tidak memiliki dokumentasi gerakan,” ucapnya.

Dalam kesempatan ini, Dekan FKIP UHAMKA, Desvian Bandarsyah, mengapresiasi buku yang sudah disusun dan diluncurkan. Beliau berpesan kalau tugas IMM itu ada tiga, yaitu membaca, menulis, dan berdiskusi.

“Buku ini patut diapresiasi, karena karya merupakan cermin pergulatan pemikiran dari kader-kader ikatan kita. Dan yang penting sekali dilakukan itu ada dua, bahkan bisa tiga yaitu membaca, menulis, dan berdiskusi,” terang Koordinator Wilayah FOKAL IMM DKI Jakarta itu, Selasa (21/5/2019).

Sementara Robby, Sekjend DPP IMM, juga menyampaikan apresiasi dan mengucapkan selamat atas hadirnya buku ini. Robby menyampaikan diksusi mengenai peran kecendekiawanan IMM dalam menjawab perkembangan zaman.

Senada dengan Wakil Rektor IV UHAMKA, Bunyamin mengajak seluruh aktivis IMM di UHAMKA untuk membaca, dan menulis. Dengan meningkatkan kegiatan literasi itu, akan dapat terealisasi tujuan IMM dan tujuan Muhammadiyah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun