Mohon tunggu...
Bayu Indra Pratama
Bayu Indra Pratama Mohon Tunggu... -

Bayu Indra Pratama

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tentang Rasa by Bayu bukan Astrid

10 September 2010   18:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:18 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lu pernah ga ngerasain kehilangan motor ? menikah tanpa pacaran dulu ? gagap di atas panggung ? makan cotto makasar ? dapet hadiah dari mantan pacar ? di tolong sama musuh lu sendiri ? Dikhianti sama sahabat penting lu ? Tidur di jalan ? kehilangan privasi dalam hidup ? Dikeroyok sama orang ? Bisa menang debat sama dosen dan guru ? Kehabisan uang terus jalan kaki sampe rumah ? diputusin pacar ? ditinggal mati sahabat ? Berantem dengan adek ? Ngerasaiin gimana mudik ? Lebaran di perjalanan ? Jadi Polisi ? jadi Perampok ? jadi suster ? Jadi Dukun ? Jadi Pejabat ? Jadi Supir ? makan daging rusa ? punya istri lebih dari satu ? memilih jadi poliandri ? Jadi perempuan yang melahairkan ? Pernah Mati ?

Sekarang kita bisa jawab, berapa banyak perasaan yang pernah kita rasain dibanding jumlah rasa yang ada di dunia. Kalau kita berpandangan bahwa hidup ini berakhir gitu aja, maka yang harus kita lakukan adalah sebanyak – banyaknya berbuat. Pada akhirnya hidup ini kita lgwkan dengan trabas kongkol yang penting udah lgwin hal yang banyak.

Oke, sekarang gw kasih ilustrasi lain, senadndainya lu punya paradigama ini. Suatu ketika lu pengen ngerasain giman rasanya di penjara. Singkat cerita, lu bakal coba maling di supermarket dan akhirnya ketangkep polisi. Setelah lewat proses sidang lu dijatuhin hukuman penjara 10 tahun. Dengan mengucap syukur, lu menerima putusan hakin karena harapan masuk penjara terkabul. Selama dalam penjara, lu dapet ilham pengen jadi polisi. Pertanyaannya dengan kondisi terpidana bisa jadi polisi ? KHAYAL !!! Lu udah kehilangan banyak kesempatan lain demi sebuah rasa. Hidup terlalu indah jika habis untuk sebuah rasa.

Mungkin seperti ini gambaran keadaan gw dan kebanyakan orang diantara kita. Kita lebih banyak menghabiskan satu rasa sampai kita lupa/tidak sempat merasakan rasa yang lain. Kita terpenjara dalam sebuah rasa sehingga kita kehilangan kesempatan untuk bertindak.

Sama halnya dengan musik, Mungkin gw atau diantara kita penggemar dangdut. Okelah, dunia tahu kalau lu atau gw adalah pengemar dangdut, namun apakah kita tidak sayang dengan hidup yang ad kita habiskan dengan berdangdut. Semestinya kita menyadari bahwa Tuhan YME telah memberikan keberkahan yakni keanekaragaman. Kadang kita suka nanya, kenapa orang bisa suka ini dan itu yang sebenernya menurut kita aneh. Jawabanya sederhana, karena kita ga tahu gimana rasanya.

Kalau hari ini, kita sedih coba tanyakan berpa banyak rasa senang yang belum kita nikmati .....Andai kita hari ini bahagia bertanya berapa banyak orang yang menangis hari ini. semsetinya kita patut berstukur dalam berbagai keadaan.

Paradigma ini sebenernya bisa dipake asalkan diakhiri dengan kata sebaik – baiknya. Jadi, kalimat itu, takkan cukup waktu untuk menikmati semua rasa senang dan sedih dalam hidup, manusia hanya bisa melakukan sebanyak – banyak yang ia bisa dengan sebaik - baiknya

"Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain" (H.R. Bukhari).

Arrrgh.....kenapa lama – lama ngomongnya jadi serius gini, tidur ah......

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun