“Mas, belum mandi ya?”
“enak saja, baru juga selesai mandi...”
“Kok nggak ada bedanya sih?”
Sering dengar kelakar seperti diatas? Atau bahkan kita sendiri sering mendapat becandaan seperti itu dari teman-teman. Tidak perlu marah, karena toh teman-teman juga hanya becanda, tak serius. Kalaupun serius, ya silahkan kita bercermin. Mungkin ada bagian-bagian tubuh kita yang mengindikasikan seolah kita memang “belum mandi”. Saat bercermin, mungkin ada bagian tertentu yang terlihat masih kotor, atau bahkan mungkin beraroma tak sedap.
Jika benar ada bagian yang masih kotor, berterima kasihlah kepada teman yang mencandai kita. Atau boleh jadi, teman-teman sebenarnya bukan becanda, memang serius mengatakannya sebagai bentuk perhatian dan cintanya kepada kita. Ia tidak ingin kita keluar rumah dengan tubuh yang masih kotor.
Kita basuh lagi bagian yang kotor itu, jika perlu mandi lagi. Basuh seluruh tubuh yang kotor agar tak ada lagi yang tersisa, sehingga teman-teman kita tersenyum melihat hasilnya, “Nah, ini baru bersih...”
Kecuali jika memang kita sudah benar-benar bersih mandinya, bahkan sudah rutin mandi tetapi teman-teman masih senang becanda, “Ah, nggak ada bedanya mandi sama belum mandi...”. Nah, kalau sudah begini, tetaplah tersenyum sebab kali ini benar-benar becanda. Boleh jadi mereka memang tak melihat kita mandi (maksudnya, sudah mandi). Tetap tenang, toh kita terus berusaha dan selalu membersihkan diri setiap hari.
Mungkin saja sebelumnya salah kita, jarang mandi sehingga tubuh kita selalu kotor dan membuat orang menutup hidungnya saat berdekatan. Walau pada akhirnya kita rajin mandi dan bersih-bersih, tetap saja ada teman-teman yang akan menganggap kita “belum mandi”. Tetap sabar, insya Allah suatu saat mereka pun akan mengerti bahwa kita sebenarnya “sudah mandi” dan tentu sudah lebih bersih dari sebelumnya.
Dalam hidup, kadang kita berbuat salah. Akan ada orang yang tetap menganggap (selamanya) salah meski kita sudah berusaha untuk menebus kesalahan dan memperbaiki diri. Tetap sabar dan tenang, jangan berhenti berbenah sehingga suatu saat orang pun akan melihat bahwa kita sudah “lebih baik” dari prasangka sebelumnya. Insya Allah. (Gaw)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H