Peran perempuan dalam peralihan energi dari energi fosil ke energi terbarukan seringkali hanya dipandang sebelah mata. Padahal sosok perempuan bisa menjadi agen perubahan.
Sebagai contoh, di pedesaan banyak perempuan yang sudah berkeluarga memegang kendali penuh pada pilihan bahan bakar untuk menjalankan kegiatan dapur dan rumah tangga.Â
Berbagai pilihan sumber bahan bakar banyak tersedia di pedesaan seperti; kayu dan ranting pohon, arang batok kelapa, arang kayu, minyak tanah, biogas dari kotoran ternak, arus sungai untuk pembangkit listrik sampai memanfaatkan panas matahari untuk penerangan malam hari.Â
Pilihan sumber bahan bakar yang dilakukan perempuan berhubungan dengan pendapatan yang diperoleh kepala keluarga.Â
Atau jika sosok perempuan ini belum atau sudah tidak mempunyai pasangan maka ia menjadi perempuan mandiri yang menghidupi diri sendiri dan orang terdekatnya.Â
Maka pilihan menggunakan sumber daya energi bahan bakar akan masuk dalam perhitungan keuangan keluarga. Â
Perempuan dan Komunitas
Pada tingkat komunitas atau kelompok seringkali perempuan bisa menjadi penggerak perubahan berkaitan dengan peralihan energi terbarukan.
Hal ini didasari oleh karakter perempuan yang terbiasa melakukan pendekatan secara feminis, tidak menggurui dan memberikan pandangan yang lebih bisa diterima berbagai kalangan masyarakat.
Secara umum perempuan  bisa memobilisasi dukungan untuk proyek energi terbarukan dan transaksi energi adil.
Menggunakan sifat keibuan, perempuan bisa mendidik orang lain tentang manfaat energi terbarukan, dan memastikan bahwa transisi energi dilakukan secara adil dan inklusif.