Perundungan atau bullying kerap terjadi akhir-akhir ini. Pada laman sosial media bertebaran video perundungan anak usia sekolah dasar sampai menengah. Selain menyiksa fisik tak jarang ungkapan cacian, nyinyiran, hinaan dan makian dilakukan pelaku perundungan.
Sudah sedemikian parahkan adab dan kepantasan perilaku pada anak jaman now?
Kemajuan teknologi internet dan paparan audio visual dari platform media sosial diduga menjadi penyebab banyaknya aksi perundungan. Kebebasan ekspresi yang digaungkan seolah menjadi pembenaran terhadap tindakan apapun kepada siapapun. Terlebih jika antara dua pihak tidak sejalan atau ada yang merasa inferior.
Empat Mantra Sederhana
Namun sejatinya tidak ada yang tidak bisa diantisipasi. Mencegah perundungan harus dimulai sejak usia dini. Dari hasil pengamatan sederhana ada empat mantra yang bisa diajarkan pada anak usia dini.
Keempatnya adalah tindakan sederhana yaitu; Maaf, Salam, Terima Kasih dan Tolong.
1. Permintaan maaf bukan berarti sengaja mengaku salah namun ini mengajarkan setiap individu untuk bersikap rendah hati dan ksatria. Berani berbuat maka berani bertanggung jawab. Mengemban resiko atas setiap pilihan yang diambil merupakan sifat ksatria.
2. Salam adalah ucapan pembuka yang sekaigus sebagai tanda bahwa kita hadir di tempat tersebut. Jika sudah selesai atau hendak meninggalkan tempat maka ucapkan salam dengan maksud undur diri. Sehingga jika ada orang yang mempunyai keperluan tidak mencari-cari keberadaan Kita.
3. Terima kasih adalah bentuk apresiasi atau penghargaan Kita atas tindakan yang dilakukan orang lain. Misalnya Kita diberi kado ulang tahun. Kita dibantu berdiri setelah terjatuh dan sebaginya. Memberikan penghargaan pada orang lain juga bentuk perhatian antar sesama individu terlepas dari SARA.
4. Tolong adalah sifat merendah atas ketidakmampuan Kita melakukan sesuatu. Misalnya ingin mengambil minum namun kaki sedang keram, maka minta tolong ambilkan orang lain. Pada dasarnya kata tolong jika diterapkan pada sikap akan berdampak pada simbiosis mutualisma. Saling tolong menolong dalam kebaikan.
Penerapan dan Contoh Nyata
Teori tanpa praktik adalah pepesan kosong. Saat ini ditengah keriuhan berbagai kasus rumit melalui kanal media sosial secara tersembunyi tersimpan energi perundungan pada jiwa-jiwa yang tertekan.