Mohon tunggu...
Bayu Faqikhudin
Bayu Faqikhudin Mohon Tunggu... Lainnya - Pembual

Pembelajar dan penukil tentang ini, itu serta beragam rupa lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pagebluk

24 Juni 2020   21:31 Diperbarui: 24 Juni 2020   21:28 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pada bentangan langit yang meluaskan terang.

Pada jalanan yang diapit rerimbunan pematang, yang menangkap dan memantulkan cahaya senja yang lebih jingga dari biasanya.

Terdapat satu, dua, dan beberapa harap yang lebih berat untuk disampaikan.

Serta sebangun upaya yang mendekati mustahil untuk dihasilkan.

Angka - angka yang tak berubah dari tiga puluh yang pertama, hingga beberapa setelahnya.

Merangkaikan suatu konsep tentang skenario terburuk kala tiga puluh itu mendekati ujung.

Ada raga yang direbahkan namun diliputi cemas.

Tak terbayangkan betul memang.

Roda - roda gerigi yang saling berkelindan itu akan berputar dengan amat pelan.

Membisikkan kata seandainya, yang entah kapan kembalinya.

Banjarnegara, 3 April 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun