Saat ini gelaran BRI Liga 1 sudah berakhir. Banyak tim mempersiapkan yang terbaik untuk mengarungi musim depan. Mulai dari merombak isi tim dengan mendatangkan pemain, pelatih baru dan mendepak pemain yang tidak masuk skenario musim ini.
Hal ini seperti apa yang di lakukan tim asal Kabupaten Sleman, yaitu PSS Sleman. Musim lalu PSS Sleman hanya mampu finish di peringkat 16. Untung saja pada musim lalu tidak diberlakukan sistem degradasi sehingga PSS Sleman masih bertahan di kancah tertinggi Liga Indonesia.
Hasil ini pun menuai protes keras dari para fans puncaknya terjadi pada 2 Maret dan 6 Maret 2023. Pada 2 maret PSS Sleman menghadapi Persita Tangerang di Indomilk Arena Stadium. Para supporter fanatik PSS Sleman yang lebih dikenal dengan sebuta Brigata Curva sud (BCS) rela jauh-jauh untuk mendukung tim asal Sleman yang berharap untuk bisa memenangkan pertandingan, Namun pertandingan ini malah berakhir dengan kekalahan.
Di akhir pertandingan beberapa anggota BCS turun ke lapangan untuk menghampiri pemain dan meminta untuk melepas jersey. Bahkan saat menyanyikan anthem para BCS lebih memilih untuk berbalik badan berdiam diri tidak ikut menyanyikan anthem.
Pada pertandingan selanjutnya yang digelar 6 maret 2023 di Stadion Maguwoharjo Sleman menghadapi Bhayangkara FC, para fans berharap PSS bisa memenangkan pertandingan apalagi bermain di depan para pendukungnya. Namun hasil akhir tidak sesuai yang diinginkan PSS Sleman harus menelan kekalahan. Reaksi para supooerter atas hasil yang diterima pun bermacam-macam, mulai dari beberapa supporter yang turun ke lapangan untuk menghampiri pemain, melemparkan plastic bekas minuman ke lapangan, supporter langsung keluar stadion tanpa menyanyikan anthem, dan membentangkan kain putih di tengah lapangan yang bertuliskan "Kami kecewa tapi tetap cinta"
Manajemen PSS Sleman pun menanggapi berbagai protes yang dilakukan oleh para fans dengan merombak hampir setengah tim pada musim panas kali ini. PSS Sleman mendepak Seto Nurdiyantoro dari kursi kepelatihan dan mendatangkan pelatih baru berkebangsaan Rumania yaitu Marian Mihail yang diharapkan untuk bisa membangun pss sleman menjadi tim yang bisa bersaing di tengah maupun papan atas pada musim depan.
Selain mendepak dan mendatangkan pelatih, manajemen PSS juga merombak pemain dengan melepas 11 pemain. Hal ini telah dikonfirmasi oleh PSS melalui akun media sosial mereka. Ke 11 pemain yang dilepas PSS adalah sebagai berikut Marckho Merauje, Dedy Gusmawan, Rifky Suryawan, Purwaka Yudhi, Rachmad Hidayat, Manda Cingi, Jonathan Cantillana, Try Hamdani, dan tiga pemain lainnya yang sudah lama mengabdi untuk PSS sleman sejak masih bermain di Liga 2. Ketiga pemain tersebut adalah sang kapten Bagus Nirwanto, sang penjaga gawang Ega Rizky, dan sang gelandang Wahyu Sukarta.
Setelah melepas hampir setengah tim PSS Sleman mendatangkan dan juga mempertahankan beberapa pemain mulai dari pemain asing hingga para pemain lokal. Sejauh ini Super Elja sudah mendatangkan 4 pemain asing yaitu Kei Sano, Jonataha Bustos, Thales Lira de Matos, dan Anthony Pinthus. Selain mendatangkan keempat pemain asing tersebut PSS juga mendatangkan pemain naturalisasi yang sudah lama malang melintang di liga Indonesia yaitu Esteban Vizcarra. PSS juga mendatangkan pemain lokal yaitu Wahyu Hamidi dan talenta muda asal papua, I Nyoman Ansanay
Manajemen PSS mengumumkan pemain yang masih bertahan melalui media sosial mereka. Pemain-pemain yang masih bertahan untuk memperkuat Super Elja musim depan adalah Kim Kurniawan, Irkham Mila, Yevhen Bokhashvili, Riki Dwi Saputro, Ricky Cawor, Derry Rachman, Kevin Gomes, Haris ayra, dan Tod Ferre. Jihad ayoub dikabarkan masih akan bermain untuk PSS Sleman musim depan dan tinggal hanya menunggu pengumuman melalui media sosial PSS Sleman.