Mohon tunggu...
bayu dwicky
bayu dwicky Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Home

Pilihan Hunian untuk Millenial saat Harga Hunian di Jakarta sudah Terlampau Mahal

28 Mei 2023   22:22 Diperbarui: 28 Mei 2023   22:30 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Home. Sumber ilustrasi: Unsplash

 Pertumbuhan jumlah penduduk yang tidak diikuti dengan pembangunan rumah yang memadai tentu akan menyebabkan masalah kebutuhan tempat tinggal. Hal ini dikarenakan semakin tinggi peningkatan jumlah penduduk maka jumlah kebutuhan rumah juga akan meningkat. Terdapat satu masalah lain yaitu peningkatan urbanisasi yang semakin menambah kepadatan penduduk di daerah perkotaan. 

Di tahun 2023 ini jumlah penduduk terbesar adalah dari kalangan milenial dan gen z, Generasi milenial merupakan generasi yang lahir antara tahun 1981 hingga 1996. Saat ini, banyak dari mereka yang telah memasuki usia dewasa dan mulai memikirkan tentang membeli rumah. Namun, membeli rumah bukanlah perkara yang mudah, terutama bagi mereka yang masih berada di awal karir dan belum memiliki tabungan yang cukup besar. 

Generasi milenial saat ini dihadapkan pada harga properti yang sangat tinggi, terutama di kota-kota besar. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti permintaan yang tinggi, terbatasnya lahan, dan biaya konstruksi yang semakin mahal. Di sisi lain, banyak dari generasi milenial juga sedang meniti karir mereka dan mungkin belum memiliki penghasilan yang tinggi. Hal ini membuat mereka sulit untuk membeli properti dengan harga yang sangat mahal. Salah satu faktor yang menjadi kendala bagi generasi milenial dalam membeli rumah adalah mereka harus menghadapi persaingan yang ketat dengan  orang-orang yang memiliki tabungan yang lebih besar yang membeli rumah hanya untuk investasi.

Hal ini yang menjadi topik penulisan karena milenial dan gen z seringkali dianggap sebagai generasi yang sulit untuk membeli rumah karena berbagai faktor seperti tingginya harga rumah, biaya hidup yang tinggi, dan kesulitan dalam memperoleh pinjaman.

Rumah dengan harga mahal bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti lokasi, ukuran, fasilitas, dan kondisi bangunan. Rumah yang berada di lokasi yang strategis atau di area yang sangat diminati biasanya akan lebih mahal daripada yang berada di daerah yang kurang diminati. Ukuran rumah juga bisa mempengaruhi harga. Semakin besar ukuran rumah, semakin tinggi harga yang harus dibayar. Begitu juga dengan fasilitas yang tersedia di dalam rumah seperti kolam renang, taman, atau fasilitas olahraga. Semakin lengkap dan eksklusif fasilitas yang tersedia, semakin tinggi pula harganya. Kondisi bangunan juga menjadi faktor yang mempengaruhi harga rumah.

Pada dasarnya generasi milenial memiliki kelebihan dalam membeli rumah. Mereka merupakan generasi yang cerdas dan paham akan teknologi. Oleh karena itu, mereka dapat memanfaatkan teknologi untuk mencari informasi dan mencari rumah yang sesuai dengan kriteria mereka. Mereka juga dapat menggunakan aplikasi dan situs web untuk mengatur keuangan mereka dan menabung untuk membeli rumah. Selain itu, generasi milenial juga mempunyai sikap yang berbeda dalam memandang kepemilikan rumah. Mereka lebih cenderung memilih untuk tinggal di tempat yang sesuai dengan gaya hidup yaitu minimalis, daripada hanya memilih rumah yang besar dan mahal. Mereka juga cenderung memilih lingkungan yang ramah lingkungan dan lebih dekat dengan tempat kerja dan tempat umum.

Banyak milenial yang memilih untuk membeli rumah dengan menggunakan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sebagai cara untuk memiliki rumah sendiri. Ada beberapa alasan mengapa milenial memilih untuk membeli rumah dengan KPR, di antaranya adalah:

  • Adanya subsidi KPR: Pemerintah Indonesia memberikan subsidi bunga KPR untuk rumah dengan harga di bawah Rp2 miliar. Hal ini membuat KPR menjadi lebih terjangkau bagi milenial yang ingin memiliki rumah.
  • Meningkatnya harga properti: Harga properti di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun, sehingga milenial yang ingin memiliki rumah harus cepat bertindak sebelum harga semakin tinggi.
  • Investasi jangka panjang: Rumah dianggap sebagai investasi jangka panjang yang menguntungkan karena nilai properti cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Milenial yang membeli rumah dengan KPR dapat memanfaatkan keuntungan ini di masa depan.
  • Lebih stabil dan nyaman: Milenial yang sudah menikah dan memiliki keluarga membutuhkan tempat tinggal yang lebih stabil dan nyaman daripada menyewa. Membeli rumah dengan KPR memberikan kestabilan finansial dan keamanan yang tidak bisa didapatkan dari menyewa.

Namun, sebelum memutuskan untuk membeli rumah dengan KPR, milenial perlu mempertimbangkan beberapa faktor, seperti kemampuan untuk membayar cicilan KPR secara teratur, biaya-biaya tambahan seperti asuransi rumah, dan berbagai faktor lainnya. Selain itu, milenial juga harus melakukan riset terlebih dahulu sebelum membeli rumah, seperti mencari informasi tentang lokasi, harga pasar, dan kondisi bangunan.

Di karenakan harga rumah di Jakarta terlampau tinggi maka kota - kota satelit seperti Bogor, Depok, Bekasi, Tangerang bahkan hingga daerah Banten seperti Maja telah menjadi pilihan populer bagi para milenial yang bekerja di Jakarta karena kedekatannya dan biaya hidup yang relatif terjangkau dibandingkan dengan Jakarta. Daerah - Daerah ini mudah diakses melalui transportasi umum seperti kereta komuter jabodetabek dan bus.  Kereta Rel Listrik(KRL) menjadi pilihan populer di kalangan komuter karena terjangkau dan memiliki ketepatan waktu. Selain itu, terdapat transjakarta yang dapat membawa penumpang transit dari stasiun menuju tempat kerjanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun