Hampir enam tahun lalu semenjak saya pertama kali mendatangi Bedeng Mandalawangi hingga liburan akhir pekan kemarin saya mendatanginya lagi, namun tidak sedikitpun terbersit rasa bosan ketika berkunjung ke sana.
[caption id="attachment_168281" align="alignleft" width="300" caption="Bedeng Mandalawangi menghadap ke Gunung Gede-Pangrango"][/caption] Berdasarkan cerita teman saya dari Wahana Informasi Pariwisata Alam (WIPA) yang pertama kali menunjukan lokasi tersebut ke pada saya, Bedeng Mandalawangi pada awalnya ditujukan untuk tempat beristirahat para pekerja dari perkebunan teh oleh sebab itu dilokasi ini dapat dijumpai sisa-sisa pondasi yang mungkin hendak dijadikan pondok peristirahatan.
Bedeng Mandalawangi merupakan camping ground yang berada di sisi selatan Gunung Gede-Pangrango. Dari lokasi ini dinding kawah Gunung Gede (2.958 mdpl) terpapar dengan jelas dan apabila kita meneruskan pandangan ke arah barat berdiri dengan kokoh Gunung Pangrango (3.319 mdpl).
Untuk mencapai Bedeng Mandalawangi biasanya saya melalui kawasan perkebunan teh di Cisarua Kabupaten Bogor yang dikelola oleh PTPN VIII. Lokasinya yang tidak terlalu jauh dari Jalan Raya Puncak memudahkan kami untuk mencapai ‘pintu masuk’ menuju Bedeng Mandalawangi. Pada perjalanan kali ini kami memulai perjalanan dari Stasiun Bogor yang kemudian dilanjutkan dengan menaiki angkutan umum warna hijau bernomor 02 ke arah Sukasari dan angkutan umum biru ke arah Terminal Tugu yang berada di kawasan Puncak Bogor.
Danu salah seorang teman yang sudah dua kali menemani perjalanan saya ke Bedeng Mandalawangi berujar, “Mungkin ini jalur ilegal yang paling menyenangkan untuk dapat mencapai puncak Gunung Pangrango”.
Menyusuri sisi Gunung Joglog menuju Bedeng Mandalawangi memang sangat menyenangkan. Tumbuhan dengan kanopi yang rindang, semak belukar, aneka jenis kupu-kupu, dan kera akan dengan mudah ditemui pada jalur yang dilewati. Dipadukan dengan suara serangga dan burung yang seakan bersahutan membuat perjalan ini menjadi lebih meriah. Meskipun jalur yang dilalui jelas dan mudah untuk dilewati namun kita harus tetap waspada sebab pada salah satu sisinya langsung berhadapan dengan lembah yang terjal di beberapa bagian. Dibutuhkan waktu sekitar 2-3 jam berjalan kaki untuk mencapai Bedeng Mandalawangi dari batas hutan dengan kawasan perkebunan teh yang dikelola PTPN VIII.
Bedeng Mandalawangitidak hanya menyajikan bentang alam yang menawan. Kawasan di kaki Gunung Joglog ini memiliki ekosistem hutan tropis yang masih alami dan terjaga dengan baik sehingga seringkali saya menjumpai masyarakat di sekitar kawasan tersebut sedang mencari tanaman hutan sebagai bahan untuk obat tradisional dan mereka yang hendak menangkap burung-burung eksotis dari kawasan hutan tropis Gunung Joglog.
Dengan kondisi tersebut tidak berlebihan rasanya saya menyebutnya sebagai surga tersembunyi dari Jawa Barat. Saya berharap kondisi alami dari kawasan hutan di sekitar Bedeng Mandalawangi masih tetap terjaga dengan baik, sebab saya masih ingin untuk dapat meluangkan waktu untuk berkunjung ke sana mungkin dengan istri dan anak saya nanti. (byu)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H