Â
"Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). .... Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur."Â
(QS. Al-Baqarah: 185)
Namanya adalah Wildan, adikku yang paling bungsu. Umurnya baru 8 tahun, tetapi semangat puasa Ramadhan jangan ditanya. Aku yang sudah SMA ini saja kalah banyak kalau ngadu semangat Ramadhan dengan Wildan. Ah, jadi malu.Â
Puasa Ramadhan tak menyurutkan semangat Wildan melakukan rutinitas main bersama teman. Seperti yang terjadi pada siang ini di mana Wildan asyik bermain bersama Salim, main tebak-tebakan surat dalam Al-Qur'an. Aku sendiri malah jarang baca Al-Qur'an, meskipun aku tahu pahala kebaikan di bulan Ramadhan dapat jaminan dilipatgandakan. Di tengah lamunan, terdengar sebuah celotehan.
"Kalau aku haus, boleh minum nggak?" tanya Salim.
"Kata Bundaku, kita boleh minum kalau sudah adzan," jawab Wildan.
Tak lama adzan Zuhur bergema, Salim pun bersorak gembira, "Asyik, boleh minum ya sekarang."
"Eh, jangan. Boleh minumnya nanti kalau udah adzan Maghrib, bukan pas adzan Zuhur."