Kegembiraan berikutnya datang dari Liverpool, tetangga satu strip di bawah klasemen sementara di pekan ke-23. Liverpool bisa melupakan kepergian Coutinho paling tidak untuk sejenak. Klopp dan anak buahnya sedang menikmati kemenangan dramatis pasca mencuri 3 poin berharga milik Manchester City.
Kemenangan dramatis yang harus disertai dengan ucapan terimakasih setulus hati dari tim lain --terutama Arsenal-- kepada Liverpool. Kenapa disebut kemenangan dramatis? Kenapa pula Arsenal harus berterimakasih kepada Liverpool? Mari kita kunyah perlahan beberapa fakta cakep berikut ini.
Baca Tulisan Sebelumnya: Duo Merah yang Membara
Pertama: Chamberlain rasa Coutinho
Chamberlain dipercaya mengisi kekosongan posisi sepeninggal Coutinho. Ada 2 misi berat yang harus disandangnya. Bermain apik agar para fans cepat melupakan Coutinho dan bermain cantik agar Klopp tak perlu lagi mencari pengganti Coutinho.
Chamberlain membalas kepercayaan sang pelatih dengan luar biasa. Ia berhasil mempersembahkan 1 gol dan 1 assist dalam pertandingan melawan Manchester City. Dilansir dari whoscored.com, nilai 9 disematkan kepada Chamberlain --tertinggi dibandingkan pemain lainnya-- sehingga predikat Man of The Match layak diberikan untuknya.

Dalam mengahadapi keganasan lini serang Manchester City, Klopp menginstruksikan anak asuhnya untuk memainkan strategi pressing ketat, atau biasa kita kenal gegenpressing.
"Mereka senang bermain dari belakang dan mereka sangat bagus dengan taktik itu. Namun, di saat yang sama kami berkembang saat mereka mencoba melakukan itu. Permainan mereka dalam kendali kami," papar Chamberlain, dikutip dari goal.com.
Strategi ini terbukti manjur karena Liverpool berhasil mencuri gol terlebih dahulu lewat gol Chamberlain. Gol balasan Sane pun langsung dibayar lunas dengan 3 gol hanya dalam waktu 9 menit. Gol yang dicetak oleh Trio Firmansah (Firmino, Mane, Salah) secara berurutan yang entah memang disengaja atau kebetulan semata. Kalau nggak percaya, tanya aja sama Pak Haji.Â
