Part 2 :Dari Jakarta ke Jember : Mendadak MCÂ
Part 3
Singkat kata singkat cerita, aku dan dia jatuh cinta. Cinta yang dalam sedalam laut. Eh, kok malah nyanyi. Singkat kata singkat cerita, acara sakral pun dimulai dengan permulaan salam pembukaan oleh sang MC Dadakan.
Hadirin hadirot dengan antusias menjawab salam pembukaan. Nah, sebelum ceritanya dilanjutkan, saya harus menjelaskan konsep dan definisi (kondef) hadirin hadirot terlebih dahulu supaya tidak ada salah paham. "Hadirin" merupakan tamu undangan yang hadir di dalam ruangan (in) sedangkan "Hadirot" adalah tamu undangan yang hadir di luar ruangan (out).
Setelah MC Dadakan (saya sendiri) membacakan puji syukur kepada Allah dan shalawat kepada Rasulullah SAW, maka acara dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an. Lantunan merdu dari sang qori membuat susasana ruangan akad nikah menjadi lebih adem lagi.
Berikutnya adalah sambutan dari kedua belah pihak. Kalau dalam Adat Betawi, acara sambutan bisa lebih seru lagi karena dihiasi dengan atraksi Palang Pintu. Kedua belah pihak berbalas pantun dan adu jago dalam berkelahi. Meskipun hadirin hadirot sudah bisa melakukan forecasting (gaya bahasa statistisi) pihak mana yang akan kalah, tetap saja acara ini menjadi keseruan tersendiri.
Back to the topic. Setelah sambutan selesai, maka dilanjutkan dengan acara inti yaitu pengumuman pemenang lomba. Eh, maaf ini mah cerita di lapak sebelah. Maksud MC, acara inti yaitu prosesi ijab qabul atau ada juga yang bilang "ijabsah". Sebelum ijabsah dilaksanakan, terlebih dahulu penghulu memberikan khotbah nikah dan menanyakan kesiapan kedua belah pihak, terutama calon mempelai pria.
Penghulu: "Bagaimana Mas Syafiq sudah siap?"
Syafiq: "Insya Allah siap, Pak." (jawabnya dengan nada mantap)
Penghulu: "Mas Syafiq ini saya yakin insya Allah masih perjaka ting-ting. Tetapi, bisa saja calon mertua yang masih kurang yakin. Bagaimana kalau kita sama-sama buktiin?"
Syafiq: "Eh, mak... maksudnya apa, Pak?" (mulai keringat dingin)