Mohon tunggu...
bayu bagus permadi
bayu bagus permadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

"Sebagai penulis, saya percaya bahwa kata-kata adalah kekuatan untuk menyampaikan emosi, menggugah pikiran, dan membangun koneksi antarmanusia."

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Bagaimana Pengaruh Sosial Media terhadap Pembentukan Identitas Diri

2 Desember 2024   14:22 Diperbarui: 2 Desember 2024   14:25 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
( Pembentukan Karakter ( Sumber : AI)) 

Kehidupan sehari-hari, terutama bagi remaja dan anak muda, sekarang melibatkan media sosial. Instagram, TikTok, dan Facebook bukan hanya platform komunikasi; mereka adalah tempat untuk ekspresi diri dan membangun identitas. Dalam situasi seperti ini, media sosial memainkan peran penting dalam pembentukan identitas seseorang. Pengguna dapat mengontrol bagaimana mereka dilihat orang lain dengan berinteraksi dengan teman sebaya dan membagikan konten. Namun, memenuhi ekspektasi sosial dan mengambil risiko kesehatan mental adalah beberapa masalah unik yang muncul selama proses ini.Ini akan membahas berbagai cara media sosial mempengaruhi pembentukan identitas diri, serta dampak positif dan negatif dari penggunaan platform ini.

1. Ekspresi Diri dan Kurasi Identitas

Media sosial memungkinkan orang untuk berekspresi secara kreatif, yang merupakan faktor penting dalam pembentukan identitas diri. Pengguna dapat memilih apa yang ingin mereka bagikan, apakah itu status, foto, atau video, yang menggambarkan aspek tertentu dari kehidupan mereka. Dengan melakukan proses kurasi, Anda memiliki kendali atas citra diri yang ingin Anda berikan kepada orang lain. Misalnya, orang cenderung memposting momen bahagia atau pencapaian pribadi, sementara hal-hal buruk atau masalah hidup sering disembunyikan.

Meskipun demikian, kurasi identitas ini juga dapat menimbulkan tekanan untuk mempertahankan gambar yang ideal. Jika seseorang merasa mereka tidak mampu memenuhi standar yang ditetapkan untuk diri mereka sendiri di depan audiens online mereka, hal itu dapat menyebabkan ketidakpuasan diri. Oleh karena itu, proses pembentukan identitas menjadi lebih rumit dan terkadang tidak akurat. Jika seseorang hanya menunjukkan sisi positif mereka di media sosial, hal ini dapat mengganggu pembentukan identitas yang positif dan menyebabkan perasaan ketidakcukupan ketika mereka membandingkan diri dengan orang lain.

2. Umpan Balik Sosial

Komentar yang diterima di media sosial sangat memengaruhi identitas seseorang. Pengguna dapat menerima tanggapan atas posting mereka melalui likes, komentar, atau berbagi dengan teman dan pengikut mereka. Umpan balik yang positif dapat meningkatkan rasa percaya diri seseorang dan memperkuat gambaran yang mereka miliki tentang diri mereka sendiri. Sebaliknya, menanggapi kritik atau tidak menanggapinya dapat menyebabkan pikiran buruk tentang diri sendiri. Karena mereka sedang dalam tahap penting dalam pembentukan identitas mereka, remaja sering kali sangat sensitif terhadap umpan balik sosial ini. Teman sebaya yang mendukung mereka melalui interaksi media sosial yang positif dapat memperkuat rasa identitas yang positif. Namun, mengalami intimidasi atau komentar negatif dapat merusak kepercayaan diri mereka dan menyebabkan masalah kesehatan mental seperti depresi atau kecemasan.

Pengguna harus menyadari bahwa komentar di media sosial tidak selalu benar. Untuk menjaga kesehatan mental dan membangun identitas yang lebih asli, membangun ketahanan emosional dan kemampuan untuk membedakan informasi yang diterima dari internet sangat penting.

3. Interaksi Sosial dan Komunitas

Media sosial juga berfungsi sebagai platform yang mendukung pembentukan identitas diri dan membangun komunitas. Individu dapat menemukan dukungan emosional dan berbagi pengalaman hidup melalui koneksi dengan teman dan kelompok minat yang sama. Komunitas online sering kali memungkinkan orang untuk menjadi diri mereka sendiri tanpa takut dihakimi. Misalnya, banyak remaja menemukan dukungan dalam kelompok yang berfokus pada minat atau masalah tertentu, seperti hobi atau kesehatan mental, yang memberi mereka kesempatan untuk merasa terhubung dengan orang lain dengan pengalaman yang serupa. Hal ini dapat membantu orang menjadi lebih merasa seperti mereka adalah satu sama lain, yang penting untuk perkembangan psikologis.

Namun, jika interaksi online digunakan sebagai pengganti hubungan tatap muka, ada risiko isolasi sosial. Orang yang terlalu tergantung pada media sosial dapat menjadi kurang terlibat dalam kehidupan nyata dan tidak dapat menjalin hubungan yang baik dengan orang lain di dunia nyata. Akibatnya, penting bagi pengguna untuk menemukan keseimbangan antara interaksi online dan offline agar pembentukan identitas tetap sehat dan holistik.

4. Dampak Negatif

Meskipun media sosial memiliki banyak manfaat untuk membangun identitas, ada juga efek buruk yang perlu diperhatikan. Penyebaran informasi palsu dan perbandingan sosial yang tidak sehat merupakan masalah utama. Ketika orang melihat gambar kehidupan orang lain yang ideal di media sosial, seringkali karena kurasi yang tidak realistis, mereka mungkin tidak puas dengan kehidupan mereka sendiri. Perbandingan ini dapat menyebabkan rasa rendah diri dan kecemasan tentang penampilan atau pencapaian pribadi. Selain itu, pelecehan online menjadi masalah besar di platform-platform ini; serangan lisan atau penghinaan di internet dapat memengaruhi kesehatan mental korban.

Sangat penting bagi pengguna media sosial untuk memahami bahwa informasi yang ditampilkan di platform tersebut sering kali tidak mencerminkan keadaan sebenarnya. Langkah penting dalam menjaga kesehatan mental adalah kesadaran akan efek negatif ini. Ini akan membantu orang mengembangkan identitas yang lebih asli tanpa terpengaruh oleh standar yang ditetapkan oleh orang lain.

Kesimpulan

Media sosial memiliki pengaruh besar pada identitas individu melalui ekspresi diri, umpan balik sosial, interaksi komunitas, dan tantangan yang muncul dari penggunaan platform tersebut. Meskipun media sosial memberikan kesempatan untuk ekspresi diri secara kreatif dan membangun hubungan sosial, pengguna juga harus waspada terhadap risiko seperti penyebaran informasi palsu dan tekanan untuk memenuhi ekspektasi sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun