IKebijakan ekonomi, sosial, dan lingkungan Indonesia kadang-kadang berbeda dari kebijakan negara lain. Kebijakan-kebijakan ini bertujuan untuk menangani masalah tertentu yang dihadapi negara, dan memiliki efek yang berbeda. Artikel ini akan membahas beberapa kebijakan yang membuat Indonesia berbeda dan bagaimana kebijakan tersebut berdampak pada kehidupan sehari-hari masyarakat.
1. Kebijakan Subsidi Energi yang Tinggi Dibandingkan dengan banyak negara lain.Â
Indonesia adalah salah satu yang paling banyak memberikan subsidi energi, terutama bahan bakar minyak dan listrik, dengan tujuan menjaga harga energi stabil dan membantu orang-orang berpenghasilan rendah hidup. Dampak Positif: Membantu menekan biaya hidup dan daya beli masyarakat; Menstabilkan harga energi di tengah fluktuasi pasar global. Dampak Negatif: Anggaran negara membebani dana untuk bidang lain, seperti pendidikan dan kesehatan, dan insentif untuk penggunaan energi terbarukan berkurang.
2. Larangan Ekspor Bahan Mentah dengan Tujuan Meningkatkan Nilai Tambah
 Tujuan dari kebijakan Indonesia untuk melarang ekspor bahan mentah seperti bijih nikel dan bauksit adalah untuk mendorong industri hilir di dalam negeri. Dengan memproses bahan mentah menjadi produk setengah jadi atau produk akhir, negara tersebut berharap dapat meningkatkan nilai tambah produk ekspornya. Dampak Positif: Investasi di industri pengolahan meningkat, menciptakan lapangan kerja baru, dan mendorong pertumbuhan industri manufaktur dalam negeri. Dampak negatif meliputi penurunan pendapatan jangka pendek dari ekspor bahan mentah dan kesulitan bagi bisnis yang belum siap dengan infrastruktur pengolahan.
3. Memberikan Otonomi Khusus kepada Wilayah Tertentu
 Indonesia memiliki kebijakan otonomi khusus untuk beberapa wilayah, seperti Papua dan Aceh. Kebijakan ini berbeda dengan kebijakan sentralistis di negara lain. Dampak Positif: Memungkinkan daerah mengelola sumber daya dan kebijakan sesuai dengan kebutuhan lokal dan mendorong pembangunan yang lebih merata di seluruh Indonesia. Dampak Negatif: Menimbulkan ketidakseragaman regulasi dan kebijakan antar daerah. Sulit untuk memastikan otonomi khusus digunakan secara efektif untuk kepentingan masyarakat.