Mohon tunggu...
Bayu Anggoro Anggoro
Bayu Anggoro Anggoro Mohon Tunggu... Guru - Universitas Jambi

Saya adalah seorang profesional yang berpengalaman dalam bidang olahraga, serta saya orang yang kompetitif serta berkomitmen tinggi terhadap bidang yang saya jalani.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Membongkar Politik Kotor dalam Film "Dirty Vote": Sebuah Analisis Kritis

19 Februari 2024   17:15 Diperbarui: 19 Februari 2024   18:47 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Film dokumenter "Dirty Vote" merupakan produk yang mengangkat isu kecurangan dalam Pilpres (Pemilihan Presiden) Indonesia pada tahun 2024. 

Film ini dibuat oleh sutradara Dandhy Dwi Laksono, yang dikenal dengan liputannya yang tajam dan investigatif. Dirty Vote menggunakan data yang telah beredar di publik dan menampilkan kontribusi tiga pakar hukum tata negara, yaitu Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari.

Film ini telah menjadi kontroversi karena Tim Prabowo-Gibran menyatakan bahwa film itu sebagai fitnah, sementara Dewan Pers dan berbagai pakar menyebut bahwa film ini penting dalam pendidikan politik masyarakat. Film Dirty Vote telah diunggah di Youtube pada 11 Februari 2024 dan mencapai lebih dari 6,7 juta kali ditonton tersebut

Kritikus dan pendukung film Dirty Vote memiliki perbincangan yang terus berlangsung di media sosial dan platform online. Film ini menjadi sorotan utama di berbagai kalangan masyarakat, termasuk pendukung dan pengikut kandidat politik.

Beberapa fakta yang terdapat dalam film "Dirty Vote" meliputi:

1.Sutradara dan Durasi: Film ini disutradarai oleh Dandhy Dwi Laksono dan memiliki durasi 1 jam 57 menit
2.Isu yang Dibahas: Film ini mengungkap dugaan kecurangan dalam Pemilu secara sistematis, termasuk isu politisasi bantuan sosial (Bansos) dan instrumen kekuasaan yang digunakan untuk memenangkan pemilu serta merusak tatanan demokrasi
3.Pakar yang Terlibat: Film ini melibatkan tiga pakar hukum tata negara, yaitu Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari, yang memberikan analisis mendalam terkait dugaan kecurangan dalam Pemilu
4.Respon TKN Prabowo-Gibran: Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran menyatakan kecurigaan bahwa film tersebut dibuat bertujuan menurunkan martabat Pemilu 2024
5.Tanggapan Masyarakat: Film ini telah menjadi perbincangan hangat di media sosial dan platform online, serta telah ditonton jutaan kali dalam waktu singkat setelah dirilis

Dengan demikian, film "Dirty Vote" secara khusus membahas isu kecurangan dalam Pemilu 2024 dan melibatkan pakar-pakar hukum tata negara untuk memberikan analisis mendalam terkait isu tersebut.

Keterkaitan Film "Dirty Vote" Dengan Asal Usul Demokrasi Pancasila

Adapun keterkaitan yang didapatkan berdasarkan fakta-fakta mengenai film dirty vote ini dengan "Asal usul Demokrasi Pancasila" adalah bahwa seperti yang diketahui bersama kebebasan berpendapat dan berekspresi merupakan salah satu aspek demokrasi yang diberikan oleh sistem pancasila. 

Namun jelas tampak pada film dokumenter "Dirty Vote" ini menunjukkan keadaan yang terjadi pada pemilu 2024, seperti penunjukkan PJ gurbenur dan kepala daerah, penyaluran bansos dan berbagai praktik politik lainnya yang tidak sesuai dengan norma demokrasi.

Oleh karena itu, dapat dikatakan film Dirty Vote membantu masyarakat untuk memahami kecurangan dan melihat fakta-fakta yang terjadi dalam Pemilu tahun 2024 ini, yang merupakan aspek penting dalam demokrasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun