Mohon tunggu...
Bayu Anggara
Bayu Anggara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hukum Tata Negara

sebagai mahasiswa hukum tata negara, saya senang menulis gagasan baik dibidang hukum, politik, isu nasional dan lokal, sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemuda dan Partisipasi Politik: Suara Generasi Muda kepada Calon Penguasa

12 Mei 2024   03:42 Diperbarui: 12 Mei 2024   07:22 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.panggungharjo.desa.id/hak-politik-anak-muda/

Siapa yang tidak asing dengan kata-kata "pemuda ialah harapan bangsa" atau quote Bung Karno yang menyuarakan mengenai pemuda "Beri aku 10 orang pemuda maka niscaya ku guncangkan dunia!" kata-kata yang inspiratif tersebut selalu ditujukan kepada pemuda. Banyak tulisan sejarah yang menuliskan tinta emas mengenai pemuda, lantaran pemuda disosokan sebagai seseorang yang memiliki daya juang yang tinggi, semangat yang membara, fisik yang kuat, kemampuan dalam mengendalikan internet khususnya media sosial. namun, melihat perkembangan zaman hari ini di Indonesia pemuda menjadi target pasar politik. Mereka yang berkepentingan berbondong-bondong menjual janji dan program yang "mewakili" anak muda.

Sebenarnya apa yang disebut pemuda tersebut dan kenapa kita mesti berpartisipasi terhadap politik? Jawabannya, karena sudah saatnya kita ambil peran tersebut. Masa sekarang ialah masa kita ambil peran. Partisipasi politik ialah esensi demokrasi. Berdasarkan pendapat George Moyser, partisipasi warga negara ialah jantungnya demokrasi, karena tanpa suara mereka tidak ada demokrasi yang sesungguhnya. Adapun makna lainnya ialah demokrasi secara esensinya ialah keterlibatan (engagement) aktif warga negara dalam proses pembuatan kebijakan pemerintah yang mempengaruhi kehidupan mereka.

Berkaca hal tersebut yang dimaksud dengan pemuda berdasarkan pasal 1 ayat (1) undang-undang nomor 40 tahun 2009 tentang kepemudaan ialah "Pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun." Melihat hal tersebut di Indonesia usia produktif lebih mendominasi mengingat juga Indonesia akan mendapatkan surplus usia muda pada tahun 2045 dengan slogan "Indonesia Emas". Maka, tidak heran jika para pencari kuasa menargetkan anak muda sebagai pasar mereka berjual janji dan program.

Namun, apa sebenarnya yang diperlukan oleh anak muda? Untuk menjawab hal tersebut jelas sangat banyak. Lantaran kebutuhan anak muda sekarang sangat berbeda dengan kebutuhan anak muda pada masa "kolonial" terdahulu. Akan tetapi, hal ini dapat kita kelompokan berdasarkan motivasi umum dalam perilaku manusia atau biasa disebut teori motivasi yang diutarakan oleh Abraham Maslow yang menyebut bahwa pemenuhan kebutuhan yang paling mendasar merupakan hal yang prioritas, teori ini berikutnya dikenal sebaga konsep hierarchy of needs, yaitu"

  • Kebutuhan fisiologis (physiological needs), kebutuhan ini merupakan kebutuhan dasar yang bersifat primer dan vital yang menyangkut fungsi-fungsi biologis dasar dari organisme manusia seperti kebutuhan pangan, sandang, dan papan, Kesehatan fisik, kebutuhan seks, dan sebagainya;
  • Kebutuhan keamanan (safety needs), kebutuhan ini mencakup kebutuhan perlindungan dari bahaya dan ancaman penyakit, perang, kemiskinan, kelaparan, perlakuan tidak adil dan sebagainya;
  • Kebutuhan sosial (social needs), kebutuhan ini mencakup cinta, kasih sayang, dan persahabatan. Tidak terpenuhinya kebutuhan ini mempengaruhi Kesehatan jiwa seseorang;
  • Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs), kebutuhan ini mencakup terhadap penghormatan dan pengakuan diri. Pemenuhan kebutuhan ini akan mempengaruhi rasa percaya diri dan prestise seseorang;
  • Kebutuhan aktualisasi diri (self- actualization needs), kebutuhan ini mencakup pemberdayaan seluruh potensi dan kemampuan diri.

Berdasarkan hierarki tersebut perlu sekiranya kita pahami bahwa pada zaman sekarang teknologi menjadi momok yang menarik. Mengingat sekarang dilakukan serba digital. Siapa sangka sekarang kita dapat berbelanja hanya dirumah saja, membeli makanan tidak perlu keluar rumah, atau bepergian tanpa harus menungu atau ke tempat pangkalan ojek untuk memakai jasanya? Oleh karenanya jika dikaitkan dengan teori tersebut dapat kita temukan kebutuhan anak muda zaman sekarang diantaranya ialah teori umum yang disampaikan diatas. Hanya saja pendapat penulis kepada mereka yang sedang mencari kuasa dapat memberikan program-program yang dapat diakses dengan mudah, cepat, efektif, dan efisien dengan pemanfaatan teknologi sebagai media untuk menyalurkan dan berkomunikasi dengan para pemilih. Tentunya dalam hal ini anak muda dapat ikut dilibatkan dengan kompetensi dibidangnya.  

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun