Mohon tunggu...
Bayu Andhini
Bayu Andhini Mohon Tunggu... Freelancer - Saat ini masih belajar menulis

Tinggal di Pagatan, pernah diam di Kendari dan Natuna. Mencari kesempatan untuk road trip.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Nostalgia bersama Majalah Bobo Edisi Spesial 50 tahun

26 Juli 2023   15:41 Diperbarui: 26 Juli 2023   17:33 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Nggak kerasa majalah Bobo sudah berusia 50 tahun ya. Tua banget ya. Setengah abad loh. Majalah yang pertama kali terbit di 14 April 1973 ini menerbitkan edisi spesial 50 tahunnya di 2023 ini. Sebagai (dulunya) penggemar majalah Bobo saya tidak melewatkan kesempatan ini dan langsung ikutan PO via situs grid.id

Sudah kebayang akan membuka bulan baru dengan majalah bobo yang spesial edisi pula. Sudah kebayang sih rasanya benar-benar nostalgia. Senangnya.

Setelah lewat beberapa hari, sudah banyak laporan masuk dari orang-orang di twitter yang bilang kalau majalahnya sudah sampai. Wahhhhhh, warga pun kepo dan lihat majalahnya. Baguuuusss. Sambil mengecek status di web grid tadi dan kepikiran kok gak ada status apapun ya. Rupanya orang-orang yang pesan via marketplace malah sudah duluan sampai ketimbang yang pesan via web. Kesal kan????

Laporan di twitter banyak yang bernada nostalgia, mengulang kembali perasaan ketika majalahnya diantar oleh pak pos katanya. Meski di 2023 yang ngantar kang paket. 

Saya gak relate haha karena tidak berlangganan. 

Pengalaman masa kecil saya dengan majalah bobo adalah majalah yang saya temui di barang bawaan bapak saya di setiap selasa pagi. Soalnya dulu tuh, majalah bobo hanya ada di Banjarmasin dan bapak saya hanya bisa ke Banjarmasin tiap hari senin dan barang bawaannya di bongkar besok harinya. Mungkin saat itu tahun 2000an awal dengan ingatan paling awal tentang majalah bobo adalah ada halaman yang menceritakan tentang proses pengeboran minyak dan juga masih ada cerita tentang 2 hantu cilik.

Setelah itu, majalah bobo pun sudah bisa dibeli sendiri di pasar Pagatan. Hanya ada satu toko yang jual, yang dipajang dengan cara digantung berdampingan dengan koran-koran. Harganya masih tidak terjangkau, jadi saya harus menabung setiap hari pake tabungan dari wadah sabun yang saya taruh di kolong meja di kelas hehe. Tiap jumat saya ambil dan langsung ke kios majalah tersebut untuk membelinya. 

Satu hal yang sempat bikin saya kesal adalah ketika ditipu teman sendiri. Perihal bahwa ada satu lagi toko majalah yang jual bobo tapi letaknya jauh banget dari rumah saya dan perlu naik sepeda kesana. Saya selalu siap untuk pergi kesana, namun anehnya selalu ada alasannya untuk menolak. Sampai berkali-kali saya masih belum sadar kalau hanya ditipu dan ketika sudah smp/sma barulah sadar. 

Berikutnya, karena umur yang bertambah dewasa, saya sudah tidak membaca lagi majalah Bobo dan berganti ke majalah lain. Sesekali ketika pergi ke pasar saya masih mengecek apakah masih dijual dan juga mengikuti kabarnya di sosmed resmi mereka. Sampai ada kabar bahwa pemilik kios majalah meninggal dunia, saya pun juga turut berduka. Terutama masa kecil saya juga ikut merasa harus disudahi. 

Selebihnya hanya membaca majalah bobo kalau kebetulan ada edisi lama yang saya belum pernah lihat atau edisi yang membuat saya menjadi nostalgia. 

Oh iya, majalahnya sudah datang dan rasanya deg-degan ketika membukanya. Meski hanya dikirim dengan kemasan plastik, tetap ada perasaan sendiri ketika membuka lembaran halamannya. Ada bonusnya pula, meski berharap bonusnya yang lebih heboh. Ditunggu kok, Bo, edisi spesial selanjutnya. Siap-siap war lagi hehe. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun