Mohon tunggu...
Bayu Ananta Surya
Bayu Ananta Surya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Nak Bali

Mahasiswa Undiksha

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

4 Aturan yang Dijalankan Umat Hindu Saat Nyepi Disebut Catur Brata Penyepian

9 Maret 2022   15:31 Diperbarui: 9 Maret 2022   15:38 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi: Puja Astawa (@ini_puja45)

Pada hari rabu, 3 maret 2022 merupakan hari Raya Nyepi Tahun Saka 1944. Hari Raya Nyepi tahun ini, dijalankan pada kondisi new normal, namun hal tersebut tidak mengurangi antusias umat Hindu dalam merayakannya.

Hari raya nyepi merupakan hari perayaan pergantian tahun baru Saka (Isakawarsa). Menurut kalender Caka, tahun baru Saka jatuh pada penanggal apisan sasih kedasa (eka sukla paksa waisak) sehari setelah tilem kesanga (panca dasi Krsna Paksa Caitra).

Kata nyepi sendiri berarti sepi, yaitu sunyi atau senyap dan diharapkan hening dan damai. Hari raya nyepi dimulai sejak tahun 78 Masehi.

Saat hari raya nyepi terdapat empat aturan atau empat larangan yang tidak boleh dilakukan. Dilansir dari Surat Edaran Parisada Hindu Dharma Indonesia tentang pelaksanaan Hari Raya Nyepi, Catur Brata Penyepian adalah sebuah ritual tahunan yang berisi 4 larangan. Hari Raya Nyepi harus dilakukan tanpa suara yang keras, serta tidak menyalakan lampu pada malam hari. Namun terdapat toleransi bagi yang berkepentingan, seperti ada yang sakit, memiliki bayi, dan hal-hal lain yang dapat meminta izin ke kantor kepala desa, atau pengurus desa setempat.

Nah apa saja keempat aturan dalam Catur Brata Penyepian? Simak penjelasannya sebagai berikut:

Amati Geni:

  • Dilarang menyalakan api atau lampu, termasuk api dalam diri yaitu nafsu, tentang pengendalian diri dari segala bentuk kemarahan atau angkara murka.
  • Contoh pelaksanaan yang tidak boleh dilakukan saat hari raya nyepi menurut aturan pertama yaitu Amati Geni yaitu memasak, karena harus menyalakan api, biasanya setiap keluarga sudah menyiapkan masakan sertiap h-1 sebelum hari Raya Nyepi yaitu saat pengerupukan.
  • Menyalakan lampu termasuk Amati Geni, dimana setiap rumah tidak diperbolehkan menyalakan lampu. Jadi ketika Hari Raya Nyepi seluruh bali seperti sedang pemadaman total, tanpa adanya 1 rumahpun yang menyalakan lampu. Namun setiap keluarga dapat meminta izin ke kantor kepala desa untuk menghidupkan lampu, jika ada kebutuhan seperti memilik bayi, orang sakit, dan lain-lain yang membutuhkan pencahayaan. Biasanya lampu yang diizikan berdasarkan besaran watt.

Amati Karya:

  • Dilarang melakukan kegiatan fisik atau kerja, dan diharapkan untuk melakukan aktivitas rohani untuk mendekatkan diri kepada Sang Hyang Widhi serta sebagai bentuk penyucian diri.
  • Jadi setiap pekerjaan fisik maupun bekerja baik yang menghasilkan uang maupun kerja yang lain tidak boleh dilakukan ketika Hari Raya Nyepi. Misalkan ketika Hari Raya Nyepi berpikir untuk memindahkan posisi lemari, maka itu tidak boleh dilakukan, atau ketika Nyepi ada job dari freelance, itu tidak boleh dikerjakaan saat Hari Raya Nyepi.
  • Semua hal tersebut dapat dialihkan menjadi melakukan semadi atau sembahyang bersama, menciptakan ketenangan jasmani dan rohani, menikmati suasana sunyi tanpa suara dan bising, karena kejadian seperti ini hanya datang 1 tahun sekali, jadi dapat dijadikan sebagai perubahan suasana.

Amati Lelungan:

  • Dilarang bepergian ke luar rumah, namun dengan senantiasa bisa mengintropeksi diri dengan tenang, duduk rileks, memusatkan pikiran ke Ida Sang Hyang Widhi.
  • Bepergian disini berarti kegiatan yang mengharuskan keluar rumah tidak diperbolehkan. Hal tersebut termasuk jalan-jalan keluar, kecuali keamanan desa atau pecalang yang memang ditugaskan berjaga di luar rumah. Sering masyarakat ketika sore hari keluar rumah untuk jalan-jalan yang biasanya anak-anak dan tidak dicegah olh orang tua, karena dicari oleh temannya. Hal tersebut sebaikanya tidak boleh dilakukan, karena ini adalah perayaan setiap satu tahun sekali, jadi apa salahnya untuk tetap mengikuti aturan Amati Lelungan.
  • Banyak manfaat dari tidak boleh bepergian ke luar rumah, salah satunya tidak adanya kendaraan bermotor. Selama 1 hari full, 24 jam di pulau bali, produksi karbondioksida dari kendaraan bermotor semuanya terhenti, yang menyebabkan udara menjadi lebih bersih, dan oksigen dapat dgn leluasa menyebar, serta berdampak pada lapisan ozon.

Amati Lelanguan:

  • Dilarang melakukan atau mengadakan hiburan atau rekreasi yang bertujuan untuk bersenang-senang.
  • Tujuan dari hari Raya Nyepi adalah menenangkan pikiran dari segala aktivitas harian, dimana terciptanya suasana sunyi, tanpa suara, adalah hal yang terjadi hanya 1 tahun sekali. Jadi hal tersebut harus dimanfaatkan dengan melatih pikiran, baik secara jasmani rohani, untuk mencapai ketenangan batin.
  • Nah Amati Lelanguan adalah hal yang paling sulit dijalankan, karena dengan perkemabangan teknologi, Handphone serta layanan internet viber yang tidak dimatikan. Menyebabkan masyarakat masih dapat menikmati hiburan saat Hari Raya Nyepi, yaitu seperti menonton youtube, tiktok, dan lain lain.
  • Sekali lagi, hari Raya Nyepi hanya bisa kita nikmati setiap 1 tahun sekali, dengan perubahan suasana yang sunyi, sepi tanpa suara bising. Jadi diharapkan untuk mengurangi bahkan untuk tidak bermain HP maupun Laptop atau yang lain, karena hal tersebut dapat dinikmati keesokan harinya saat ngembak geni. Lakukanlah kegiatan kerohanian, atau mengitropeksi diri atau dengan berbincang dengan keluarga, yang mungkin jarang terjadi karena kesibukan akan dunia maya, bisa dilakukan.

Baiklah seperti itu pemaparan mengenai 4 aturan saat Hari Raya Nyepi yang disebut Catur Brata Penyepian

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun