Mohon tunggu...
Bayu Amus
Bayu Amus Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Menggemari makan enak, tertarik dengan kreativitas, dan hal-hal melebihi ranah logika. Mendalami User eXperience Design, serta menulis untuk Epicurina (epicurina.blogspot.com), Ufosiana (ufosiana.blogspot.com), dan Pipir Sawah Saiber (kangbayu.multiply.com).

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kemungkinan Nikel sebagai Unsur Kunci untuk Memahami Crop Circle Sleman, DI Yogyakarta, 2011

9 Juni 2011   04:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:42 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

[caption id="attachment_113178" align="alignright" width="200" caption="Buku Menguak Misteri Crop Circle di Indonesia"][/caption] Setelah membaca buku "Menguak Misteri Crop Circle di Indonesia", yang dieditori oleh Muhammad Nur, ahli Fisika Plasma dari FMIPA UNDIP, terkait hasil penelitian dari tim FMIPA UNDIP, bisa diketahui kalau karakteristik-karakteristik khas dari Crop Circle (CC) yang asli, teramati juga pada CC yang terjadi di Sleman ini (CC1-2011 Sleman) dengan rincian sebagai berikut:

  • Batang padi membengkok pada ruasnya, tidak patah
  • Terjadi kerusakan dalam level mikroskopis terhadap sel epidermis padi
  • Hancurnya amilum padi
  • Menggembungnya ruas batang padi yang dibengkokkan
  • Adanya bekas kecoklatan pada batang padi yang menunjukkan adanya pemanasan
  • Melonjaknya kadar Nitrogen pada batang padi dan tanah di lokasi CC
  • Berubahnya bentuk sel dari silinder menjadi lonjong pada bagian padi yang membengkok
  • Kerusakan sel pada permukaan daun padi
  • Ditemukannya jejak partikel nikel di tanaman padi dalam lokasi CC
  • Dll.

Dari hasil penelitian laboratorium tersebut maka bisa disimpulkan kalau CC Sleman ini bukanlah buatan manusia dengan menggunakan papan, tali, dan pasak; walaupun pola yang terbentuk sendiri sangat mungkin dirancang oleh manusia biasa karena tidak melibatkan perhitungan yang terlalu rumit. Pertanyaan berikutnya yang muncul, lantas siapakah pembuat CC yang muncul di Desa Jogotirto, Kecamatan Berbah, Sleman, Yogyakarta ini? Apakah Crop Circle Sleman Buatan UFO? Salahsatu pendapat mengenai identitas Crop Circle adalah ia merupakan jejak pendaratan UFO, padahal ini adalah pandangan keliru; Crop Circle seringkali memunculkan pola geometris maupun fraktal yang rumit, berbeda dengan jejak pendaratan UFO yang biasanya hanya berupa lingkaran-lingkaran depresi di lahan pendaratan, yang ditinggalkan oleh kaki-kaki penopang mekanis dari UFO tersebut. Fenomena UFO sendiri sebenarnya tidak terkait langsung dengan fenomena Crop Circle, karena hanya pada sedikit kasus kemunculan CC saja keberadaan UFO teramati secara langsung; sedangkan pada sebagian besar kasus, kemunculan CC terjadi secara tiba-tiba tanpa teramati adanya UFO. Adapun kesimpulan yang tertuang dalam buku ini sendiri menyatakan kalau CC di Sleman ini terbentuk karena "angin ion dan vortex plasma". Walaupun ini terkesan mengeliminasi kemungkinan keterlibatan UFO (Unidentified Flying Object), namun sebenarnya tidak demikian, karena pertanyaan berikutnya yang pasti akan muncul adalah: "Siapakah di Indonesia yang memiliki teknologi penciptaan, pengendalian, dan pemanfaatan angin ion dan vortex plasma untuk membengkokkan tanaman padi secara selektif, dan membentuk pola yang kompleks?" Dan pertanyaan berikutnya adalah: "Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk persiapan, instalasi alat, pelaksanaan; berapa orang yang dibutuhkan untuk terlibat, dan mungkinkah dilakukan secara diam-diam?" Salahsatu petunjuk menarik lainnya dalam buku tersebut, adalah pernyataan adanya kemungkinan kalau CC ini terbentuk oleh perangkat yang terbang melayang di udara, di atas terbentuknya formasi CC, karena jika dilakukan dengan alat berat yang dipancang di tanah maka akan menimbulkan jejak yang jelas, sementara hasil investigasi lapangan menunjukkan tidak ada jejak alat berat pada lokasi kejadian, sedangkan perangkat yang tim peneliti miliki di laboratorium untuk menciptakan petir buatan saja cukup kompleks dan memiliki ukuran yang tidak kecil. Jadi sebenarnya ada indikasi kuat kalau perangkat pembuat CC di Sleman ini memiliki karakteristik sebagai berikut:

  • Mampu melayang di udara; karena tidak meninggalkan jejak di lokasi
  • Mampu melayang dalam ketinggian rendah; karena lokasi formasi CC berada di bawah kabel tegangan tinggi
  • Mampu beroperasi tanpa suara keras; diukung oleh keterangan para saksi di sekitar lokasi yang tidak mendengar ada suara keras di malam harinya, kecuali suara asing beberapa menit di pagi hari yang mungkin terkait
  • Menggunakan teknologi angin ion
  • Menggunakan teknologi vortex plasma
  • Berukuran besar; dengan asumsi perbandingan terhadap piranti laboratorium dengan kemampuan yang serupa
  • Mampu menciptakan pola rebahan tanaman dengan detail cukup tinggi
  • Mampu menciptakan pola rebahan tanaman di lahan luas dalam hitungan 4-6 jam saja; mengacu pada laporan saksi mata yang melintas di lahan terakhir kali, dan laporan saksi mata yang pertama kali mengamati adanya CC di lokasi tersebut
  • Mampu menciptakan pola rebahan tanaman tanpa bantuan penerangan buatan yang cukup terang; karena saksi mata yang tinggal dekat lokasi tidak mengamati adanya cahaya terang dari lokasi terbentuknya CC

Adapun komentar buku ini mengenai kemungkinan CC dibuat oleh UFO adalah "Keberadaan UFO belum bisa diterima oleh dunia akademis". Namun walaupun dinyatakan demikian, jika dipadukan dengan kesimpulan lainnya bahwa sejauh yang tim peneliti FMIPA ketahui juga, teknologi pembuatan CC di Sleman ini tidak dimiliki militer, pemerintah, ataupun perorangan di Indonesia, tidakkah anda berpikir sekilas saja, bahwa kita berhadapan dengan sesuatu yang misterius disini? Sesuatu yang memiliki teknologi sangat maju, mampu menciptakan dan memanipulasi angin ion serta plasma vortex untuk menciptakan pola yang kompleks pada suatu lahan tanaman? tanpa terdeteksi? Silakan anda tarik kesimpulan sendiri; yang pasti, dengan hasil penelitian ini sudah bisa diambil kesimpulan kalau CC di Sleman ini tidaklah mungkin dibuat oleh sekelompok kecil mahasiswa yang sedang berlibur dan kurang kerjaan, dengan peralatan hanya bilah papan, patok, dan tali; dengan identitas yang tidak berani diungkapkan pula. Kunci Pemecah Teka-Teki Makna dari Crop Circle Sleman Setelah keaslian Crop Circle di Sleman ini bisa dibuktikan, maka tiba waktunya bagi kita untuk melangkah sedikit lebih jauh lagi, dalam upaya untuk mengartikan makna dari dibuatnya Crop Circle di Sleman ini. Beragam teori pun telah  banyak terlontar, diantaranya adanya pendapat bahwa pola CC ini menunjukkan formasi Cakra Muladhara, ada pula yang berpendapat menyimbolkan formasi stupa di Candi Borobudur, ada yang mengaitkan dengan mistik, pesan alam, dan lain-lain. Namun jika mau ditinjau dari sisi ilmiah, maka yang bisa kita jadikan acuan adalah apakah ada perbedaan karakteristik dari CC yang terjadi ini, dibandingkan dengan CC asli lainnya yang sudah pernah diselidiki dan dipelajari di dunia? Dari perbandingan yang dilakukan, maka akan kita dapatkan beberapa karakteristik yang khas dari CC di Sleman ini, sebagai berikut:

  • Terjadi di lahan padi; walaupun bukan satu-satunya kejadian di dunia, karena pernah terdokumentasikan terjadi pula di Jepang
  • Mengandung partikel Nikel (Ni); sementara biasanya partikel yang terdeteksi adalah Besi (Fe)

Jika faktor lahan padi dianggap keterbatasan tempat dan pilihan (karena di Indonesia tidak terdapat lahan gandum atau jagung dalam skala besar), maka faktor pembeda yang khas, bisa jadi adalah adanya kandungan partikel nikel ini; yang mana menimbulkan pertanyaan, mengapa nikel? Apakah dalam kemunculan partikel Nikel, bukannya Besi, terdapat suatu unsur kesengajaan, yang bisa diartikan sebagai pesan? Inikah kunci pemecah teka-teki kemunculan Crop Circle di Sleman ini? Berikut sedikit data kimia mengenai unsur Nikel:

  • Name: Nickel
  • Symbol: Ni
  • Atomic Number: 28
  • Atomic Mass: 58.6934 amu
  • Melting Point: 1453.0 °C (1726.15 K, 2647.4 °F)
  • Boiling Point: 2732.0 °C (3005.15 K, 4949.6 °F)
  • Number of Protons/Electrons: 28
  • Number of Neutrons: 31
  • Classification: Transition Metal
  • Crystal Structure: Cubic
  • Density @ 293 K: 8.902 g/cm3
  • Color: white

Struktur atom Nikel [caption id="attachment_113179" align="alignright" width="166" caption="Struktur atom dari Nikel"][/caption]

  • Number of Energy Levels: 4
  • First Energy Level: 2
  • Second Energy Level: 8
  • Third Energy Level: 16
  • Fourth Energy Level: 2

Informasi lebih lanjut mengenai partikel Nikel ini bisa anda dapatkan di tautan-tautan berikut ini:

  1. Sejarah dan karakter Nikel (Wikipedia) - http://en.wikipedia.org/wiki/Nickel
  2. Unsur Kimia Nikel - http://www.chemicalelements.com/elements/ni.html

(byms) Gambar buku dari: http://www.grahailmu.co.id/index/buku/detil/0/1/2/29/buku759.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun