Menjadi penumpang bus antar kota antar provinsi(akap) adalah salah satu rutinitas saya.  Jalur Bekasi-Kebumen lewat tol dari Bekasi Timur-Pejagan, dilanjutkan jalur non tol Pejagan-Prupuk-Bumiayu-Ajibarang-Wangon-Buntu, adalah jalur bus akap yang saya naiki. Hanya saja, di bulan September dan Oktober lalu, ada  beda jalur jalan yang dilalui.
Jalur yang saya lalui adalah jalur Belik-Bobotsari.  Jalur jalan yang menghubungkan  wilayah Pemalang dengan Purbalingga. Letaknya persis di sisi timur Gunung Slamet. Kali pertama lewat Belik-Bobotsari tahun 2010.
Saat itu ada jalan ambles di antara Prupuk-Bumiayu, tepatnya di Ciregol. Â Terpaksa, bus akap yang saya naiki dari Jakarta ke Jogja, memutar melalui Pemalang-Randudongkal-Belik-Bobotsari-Purbalingga. Kondisi jalannya sempit dengan tanjakan dan turunan serta tebing yang curam.Â
Ngeri juga saat pertama melaluinya. Hanya saja hawanya sejuk. Saat itu naik bus AC(angin cendela), sehingga "sumuk" pun tidak terasa.
Kini di 2018, jalur Belik-Bobotsari kembali saya lalui. Masih dengan bus akap. Lewat jalur tersebut di tengah malam, dengan kabut yang lumayan juga.Â
Jalannya sudah lebih lebar, karena buat nyalip bus akap di depannya mudah saja. tetapi, sepinya nggak ketulungan. Tidak banyak berpapasan dengan kendaraan dari arah lawan.
Jalur Belik-Bobotsari dipilih pak sopir, karena macet parah di ruas jalan Pejagan-Prupuk-Bumiayu-Ajibarang. Akibat pembangunan "under pass" di Karang Sawah, serta proyek pembetonan jalan di Ajibarang. Proyek ini direncanakan selesai di bulan Desember ini.
Bus akap yang saya naiki, bahkan  bisa sampai Buntu terlebih dahulu, dibanding bus yang berangkat duluan yang memilih lewat Bumiayu-Ajibarang. Dengan demikian pak sopir juga bisa sampai tujuan lebih cepat, dan waktu istirahat juga lebih panjang. Harap diketahui, bus akap yang saya naiki, bertujuan ke Semin, salah satu kecamatan di Kabupaten Gunung Kidul.
Hanya saja, bus yang lewat Belik-Bobotsari, solar habis banyak. Untung saja, bus akap yang saya naiki, solarnya  "cor" bukan solar dijatah dari perusahaan. Untuk bus akap yang solarnya dijatah, jarang sekali yang melewati Belik-Bobotsari, karena krunya bakalan nombok.
Di November lalu, pembetonan jalan di Ajibarang sudah hampir selesai. Macetnya sudah bisa ditoleransi, kata kru bus. Antrian hanya tinggal di Karang Sawah.
Bila "under pass" Karang Sawah selesai, maka di ruas jalan Pejagan-Prupuk-Bumiayu-Ajibarang, tidak lagi ditemui perlintasan kereta api sebidang. Ini menjadi gong, setelah sebelumnya selesai dibangun 4(empat) "fly over" yaitu Dermoleng, Klonengan, Kesambi dan Kretek beroperasi. Semoga saja, yang melewati jalur Pejagan-Prupuk-Bumiayu-Ajibarang di libur natal dan tahun baru bisa lancar. Semoga.....................