Tuan.. perbuatanmu yang lebih indah dari permata itu
memberiku keharuman semerbak tak terbayangkan bagi diriku.
Setiap siapa menghirup nan merasakan, bak terlempar dalam hamparan taman-taman bunga..
Sungguh, lebih indah nan penuh kehangatan.
Tuan, sebab karena engkaulah duniaku kembali terisi.. penuh pilihan warna.
Sungguh engkaulah yang disebut bunga, ouh.. engkau benar-benarlah matahari di pagi yang amat dingin..
Nan sungguh, engkaulah bintang-bintang penghiyas malam dilangit-langit yang tenang nan damai itu.
Aku memujimu..
Terimakasih wahai Tuanku,
Sebuah kalimat naif nan lagi tak berharga inilah wahai Tuan yang dapat aku bayarkan untuk wujud agung pemalaikatanmu ini..
Sungguh wujud permata apik tak ternilai dengan harga..