Civitas akademika Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Airlangga (UNAIR) melakukan pendampingan dan pelatihan di kelompok UMK binaan di Desa Banraas, Kecamatan Dungkek, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur.Â
Kegiatan pendampingan ini merupakan bagian dari program pengabdian kepada masyarakat berbasis integrasi yang dilakukan oleh seluruh elemen fakultas dalam tim Airlangga Community Development Hub (ACDH) Universitas Airlangga dan difasilitasi oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Airlangga (LPPM UNAIR).Â
Kegiatan pendampingan dan pelatihan yang berlangsung pada Kamis dan Jum'at, 19-20 Oktober 2023 di Kantor Desa Banraas merupakan upaya mendukung pertumbuhan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Desa Banraas dan Bancamara dengan melibatkan 20 anggota kelompok UMK yang berasal dari kedua desa tersebut. Tim pendamping dosen terdiri dari Dr. R. Moh. Qudsi Fauzi, Ida Wijayanti, M.SEI., dan Ahmad Fadlur Rahman Bayuny, M.Sc.IBF. dan 2 Mahasiswa yaitu Dewi Pratika dan Tahira Rihaadatul 'Aisy.
"Desa Banraas memiliki potensi yang besar di bidang UMK dan bidang tourism mengingat lokasinya yang berada di Pulau Giliyang, yang terkenal memiliki oksigen di atas rata-rata daerah lainnya. Namun Masyarakat memiliki tantangan dalam memasarkan produk dan jasa mereka secara online," kata ketua pengabdian Masyarakat FEB Unair Mohammad Qudsi Fauzi.
 "Kegiatan pengabdian masyarakat ini memiliki fokus untuk membantu memberdayakan UMK di Desa Banraas agar lebih berdikari secara ekonomi, sehingga kemudian diharapkan dapat meningkatkan taraf penghidupan masyarakat di desa," ungkap Qudsi.
Masalah ini sangat penting karena dari survey yang dilakukan oleh tim, selama ini aktivitas ekonomi yang ada di Masyarakat hanya berputar pada Masyarakat lokal, belum menyasar ke daerah lain selain Kabupaten Sumenep. Sehingga potensi daerah yang besar dan melimpah tidak secara optimal digunakan oleh masyarakat setempat.Â
"Dengan mempelajari platform E-Commerce, diharapkan Masyarakat dapat mengetahui pasar Indonesia secara luas dan dapat menggali potensi-potensi lokal yang dapat dipasarkan pada skala Nasional." tukas Ahmad Fadlur Rahman Bayuny.Â
Selain pemasaran digital, tim juga memberikan pengetahuan terkait google bisnis. "Salah satu kendala dalam bidang tourism di Pulau Gili Iyang adalah belum lengkapnya fasilitas pendukung tourism yang tercatat pada google map. Informasi mengenai tempat essential seperti penginapan, tempat wisata, toko kelontong dan warung makanan sangat sedikit tersedia di google map. Hal ini tentunya akan sangat mempengaruhi keputusan calon wisatawan yang akan berkunjung ke pulau Gili Iyang." Tambah Ida Wijayanti.
Dengan pelatihan dan pendampingan google bisnis diharapkan informasi mengenai lokasi-lokasi penunjang wisata dapat tersedia di google map sehingga calon wisatawan lebih merasa nyaman dan aman dalam mengunjungi pulau Gili Iyang.