Apakah hanya karena rivalitas lalu anda menyiksa seseorang itu adalah pahlawan?
Apakah hanya karena main di kandang anda berhak membunuh seseorang?
Apakah hanya karena sepakbola unsur kemanusian dianggap tidak ada?
Pertanyaan itu selalu muncul di kepala saya ketika ada berita supporter Jakmania yang meninggal karena dikeroyok oleh oknum bobotoh di Stadion GBLA, dengan nama Haringga Sirla.
Miris? Tentu. Tapi kalo ditanya alesan orang yang menyiksa supporter the jak biasanya kayak gini.
"Saya ga terima kalo Persib di hina-hina sama supporter Jakmania"
Lalu karena anda kesel dan engga terima, anda memilih untuk menyiksa pendukung persija yang datang ke bandung? tolol. Maksud saya kalo anda berniat baik ketika bertemu dengan pendukung persija, ya dibantu lah. Ingetin dia kalo ini bakalan ga aman untuk dia, terus kasih saran lebih baik jangan nonton di stadion.
Oke, mungkin ga semuanya berpikir kayak gini. Tapi ayolah, kalo banyak orang yang mikir kayak gini tanpa langsung main siksa, nonton bola enak tau. Kerasa lebih nyaman dan ga perlu bikin panas kedua supporter.
Saya ngerasa kasian tau waktu liat video Haringga Sirla di siksa. Dia di siksa sama berpuluh-puluh orang dengan pake kayu, pake pipa, pake segala macem. Udah engga mengenal rasa kemanusiaan itu mah. Berasanya kayak bodo amat mau gimana kehidupan Ringga, yang penting dia The Jak.
Buat anda yang ikutan menyiksa mau itu hanya satu pukulan, bagi saya anda bukan pahlawan. Bagi saya anda seperti psikopat yang kebetulan ngumpul di stadion untuk nonton Persib. Kejam sekali anda membunuh seseorang yang kalo anda berpikir jernih, tidak akan sampai ada korban jiwa.
Sebetulnya saya juga menyayangkan kenapa Haringga nekat pergi ke stadion yang sudah jelas ada himbauan dari Polrestabes kalo pendukung persija cukup mendukung lewat doa dan televisi saja. Andai saja Haringga engga pergi ke stadion dan mengikuti perintah dari kepolisian mungkin di pertandingan selanjutnya dia masih bisa nonton team kesayangannya, Persija.