Mohon tunggu...
Bayu Wijaya
Bayu Wijaya Mohon Tunggu... -

Masih menjadi mahasiswa :)

Selanjutnya

Tutup

Nature

Sao Paulo dengan Revolusi Hijaunya

2 Januari 2013   00:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:40 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sao Paulo, kota terbesar di Brazil, ialah kota yang terkenal akan revolusi hijaunya, hingga kota ini masuk dalam liputan National Geographic dalam kategori Megacities, wow. Sao Paulo ialah kota yang dihuni lebih dari 10 juta orang, dan menghasilkan sampah sebanyak 14 ribu ton setiap harinya. Sampah yang begitu banyaknya inilah yang akan didaur ulang untuk menjadi sesuatu yang bermanfaat kembali. Berbeda dengan kota – kota yang lain, yang seringkali menggunakan bahan bakar fosil untuk pembangkitan listriknya, Sao Paulo justru menggunakan sampah sebagai bahan bakar untuk pembangkitan listriknya. Dalam tulisan ini, jenis – jenis sampah di Sao Paulo dibagi menjadi 3 jenis.

Jenis yang pertama ialah sampah basah. Jenis sampah inilah yang akan diolah untuk dijadikan bahan bakar pada pembangkit listrik. Di pinggiran kota Sao Paulo terdapat lahan kosong. Ya, sepertinya memang terlihat kosong, tetapi sebenarnya di situlah tempat penimbunan sampah basahnya. Sebelumnya, lahan tersebut merupakan lahan cekungan dalam yang lalu dilapisi dengan bagian utamanya adalah sampah basah dan bagian atasnya adalah tanah. Sampah – sampah yang timbun tersebut akan menghasilkan gas dan gas tersebutlah yang akan menjadi bahan bakar pada pembangkit listrik.

Jenis sampah yang kedua adalah sampah kaleng dan baja bekas. O iya, di Sao Paulo, pemulung merupakan salah satu jenis profesi, sampah – sampah yang telah dikumpulkan oleh pemulung dapat langsung dijual kepada pabrik pengolah sampah, dan pada saat itu juga langsung dibayar oleh pabriknya. Kaleng – kaleng bekas ini dilalui oleh beberapa proses yang akan menjadikan sampah tersebut menjadi sebuah balok alumunium yang perbaloknya mempunyai berat sebesar 15 ton, dan akan dijadikan sebagai alumunium dalam bentuk coil, alias gulungan – gulungan alumunium.

Jenis sampah yang terakhir ialah tetra pak. Tetra pak ialah bungkusan atau kemasan untuk minuman atau makanan. Tetra pak terdiri dalam beberapa lapis. Lapisan yang pertama adalah kertas untuk membentuk kemasan tersebut. Lapisan yang kedua adalah plastik supaya kedap air. Dan lapisan yang terakhir ialah alumunium, agar bagian dalam terlindungi dari cahaya. Bagian kertas tersebut dapat didaur ulang menjadi karton. Sedangkan bagian plastik dan alumunium dapat didaur ulang untuk dijadikan atap rumah. Bahkan, dengan teknologi plasma, plastik dapat didaur ulang menjadi bahan baku lilin, dan alumunium dapat didaur ulang kembali menjadi alumunium murni.



Sumber:

http://www.youtube.com/watch?v=DUl6uy6eIDc

http://id.wikipedia.org/wiki/S%C3%A3o_Paulo

http://ngcdisc.blogspot.com/2010/12/national-geographic-megacities-7-of-8.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun