Mohon tunggu...
Bayu Rizky Pratama
Bayu Rizky Pratama Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

mencoba menjadi penulis yang selalu menelurkan ide-ide segar nan kreatif. Selalu melihat suatu kejadian dari kotak kecil yang disebut sebagai pemikiran. Dan melanjutkan pemikiran itu menjadi pemikiran lain yang memerlukan jawaban atas semua pertanyaan yang muncul karenanya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puasanya Para Pengamen Kecil

21 Juli 2012   05:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:45 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Wahai pengamen kecil...

Tubuh rapuh dan penuh peluh

Bersenderkan pada tiang-tiang lampu jalanan

Membawakan lagu-lagu dewasa dengan sebuah gitar kencrung

Wajah yang selalu menampilkan senyum

Dengan sesekali mengernyitkan dahi

Pertanda bahwa mereka lelah, mereka bosan, dan mereka enggan

Enggan dalam melanjutkan pekerjaan yang sebenarnya bukanlah pekerjaan

Namun ketika hari memasuki gelap malam

Di mana sang mentari pun turut pula masuk dalam peraduaannya

Mereka berbuka...

Seraya memanjatkan doa bagi ibu dan bapak mereka

Oohh ternyata...masih ada api kecil berkalung semangat dalam hati

Yang tak hilang walau selalu tergerus angin dan debu setan-setan jalanan

Dengan mata yang memerah

Satu persatu mulai berpasrah pada Sang Agung

Tangan-tangan mungil mulai menengadah

Bagai mengkok yang ingin sekali diisi dengan makanan

Meminta sesuatu..

Sesuatu yang senantiasa mencoretkan kebahagiaan dalam kehidupan

Hanya air mata...

Hanya air mata yang tertitih dalam tasbihannya

Mengharu biru dalam baluran ketenangan Ramadhan

Dan nantinya akan menghantarkan pada Lailatul Qadar

Wahai pemilik kehidupan

Yang menjaga jiwa dalam lelahnya malam

Sertailah langkah anak-anak ini

Anak-anak yang telah menemukan jalan pulang kembali pada-Mu

Ingatlah ketika mereka berucap

Ucapan dengan ketulusan dan kemurnian hati

Yang membawa mereka...

Hingga bisa menikmati kejamnya jalanan

Cobaan apapun akan diterjang

Bukan dengan kekuatan fisik apalagi gelimangan harta

Malainkan dengan tanduk yang bernama Iman

Iman yang akan menghiasi hati..bak angkasa dengan pelanginya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun