Mohon tunggu...
Bayu Nugroho
Bayu Nugroho Mohon Tunggu... lainnya -

Aku seperti juga engkau yang mendamba Indonesia yang berdaulat dalam POLITIK, berdikari dalam EKONOMI dan berkepribadian dalam BUDAYA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bowo, Penatah Wayang Kulit dari Desa Dermaji

26 Maret 2014   00:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:29 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1395741576792154238

[caption id="attachment_317009" align="aligncenter" width="600" caption="Bowo Penatah Wayang dari Desa Dermaji"][/caption]

Di tengah derasnya arus budaya asing yang masuk ke negara kita, mungkin jarang kita dapati generasi muda yang memilih untuk melestarikan budaya bangsa sendiri. Kebanyakan generasi muda larut dalam budaya asing tersebut. Tapi tidak demikian halnya dengan Trisno Listiyo Wibowo atau yang akrab dipanggil Bowo. Seorang generasi muda kelahiran Desa Dermaji berusia 27 tahun ini, justru merasa terpanggil untuk tetap mempertahankan warisan budaya nenek moyang. Sudah kurang lebih dua tahun ini Bowo menekuni dunia pembuatan wayang kulit.

Ditemui di bengkel wayangnya di RT 08/RW 1 Grumbul Jemblongan, Bowo mengaku, ketertarikannya kepada wayang kulit sudah ia rasakan sejak duduk di bangku SD. Pada awalnya Bowo menggunakan kardus bekas sebagai bahan belajar. Baru dalam dua tahun terakhir ini ia membuat wayang dari kulit sapi. Bowo mengaku keterampilan membuat wayangnya ia peroleh secara otodidak dengan melihat gambar. Peralatan buat menatah wayang ia beli di Pasar Bringharjo Yogyakarta dari uang tabungannya.

Menurut Bowo, untuk membuat sebuah wayang, dibutuhkan ketelitian, kecermatan dan ketekunan. “Harus sabar”, kata Bowo. Pembuatan sebuah wayang bisa menghabiskan waktu kurang lebih 1,5 bulan. Cukup lama memang, karena pembuatan wayang dilakukan disela-sela waktu luang Bowo. Kebetulan sehari-hari Bowo juga menjadi pengajar di salah satu sekolah menengah swasta di Kecamatan Lumbir. Kini Bowo tidak hanya menatah wayang. Tapi juga sedang belajar mendalang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun