Sepi melukis suram di angin malam
Sendiri aku menahan rindu
Sesepi akar beringin yang mencumbu rengkuh
Sesepi hati tanpa belaian kasih.
Sungguh sepi di sini
Diriku hanya berteman angin dan daun kering
Kosong dan hampa tertancap di sanubari
Hanya namamu yang bisa kujadikan kalimat doa.
Andai kau ada di sini
Kita bersama menikam waktu
Hingga kita lupa berapa lama kita tertawa
Hingga kita lupa bahwa perpisahan sudah ada di depan mata.
Diriku hanya ingin mengulur waktu yang hilang dan yang terbuang
Menepis semua rasa yang bersangkar di rongga dada
Hanya takku biarkan sepi meniupinya
Tak ingin semua hangat cintamu membeku bagai musim dingin.
Semoga waktu takkan berkhianat pada takdir yang bersumpah
Kelak saat ku buka mata bisa kulihat sinar mentari melalui jendela
Saat ku buka mata bisa kulihat kau tersenyum di sisiku
Berjanji bahwa engkau takkan biarkanku dilalap sepi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H