Aku memang pecemburu.
Aku cemburu pada apa saja.
Bahkan pada hembusan angin yang menyejukanmu.
Pada hujan
yang bebas menyentuh kulitmu
Pada baju yang selalu menghangatkanmu
Kenapa?
Karena itu bukan aku!
Harus jadi apa aku ini supaya dekat denganmu?
Jadi angin?
Percuma, tak bisa kamu lihat.
Jadi air?
Percuma, tak bisa kamu genggam.
Menjadi sosok nyata
Cukup membatasiku untuk mencintaimu
Dan kini aku hanya bisa diam
Ditemani rindu yang murung di relung hati.
Menumpahkannya lewat syair untukmu.
***
Di malam yang diisi sunyi,
ingin aku memelukmu
dengan bermiliar rasa rindu.
Kudekap detak kita beradu.
Menatap matamu yang syahdu
Adalah kesukaanku.
Tapi apa daya, aku hanya mencintaimu
dalam hening, merindukanmu dalam jarak.
Kapan hujan turun?
Mengingatkanmu setetes saja
Pada kenangan yang basah!
Siapa tahu kamu rindu.
***
Cinta!
Satu kata tanpa definisi.
Tidak membawa kejelasan
Walau dampaknya kuat terasa
***
Cinta ini menuntut untuk tetap dekat tapi jarak tidak setuju.
Rindu ini menuntut untuk tersampaikan tapi waktu menolaknya.
Kalau begitu aku berdoa saja,
karena Tuhan tidak akan menolak doa, bukan