Mohon tunggu...
BAYU RIANDIKA
BAYU RIANDIKA Mohon Tunggu... Guru - SMK YOS SOEDARSO SIDAREJA

Menulis dan mengajar

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Menulis Teks Anekdot dengan Memanfaatkan Media Komik (Best Practice)

16 Agustus 2023   23:25 Diperbarui: 16 Agustus 2023   23:27 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan Memanfaatkan Media Komik Strip pada Kelas X FKK-3 SMK Yos Soedarso Sidareja Cilacap Tahun Ajaran 2022-2023

Bayu Riandika, S.Pd.

Pendidikan Profesi Guru Bahasa Indonesia Dalam Jabatan Angkatan 1 Tahun 2023 

Universitas Galuh 

email : bayuriandika@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan menjelaskan praktik baik pembelajaran menulis teks anekdot menggunakan model pembelajaran problem base learning dengan memanfaatkan media komik strip pada peserta didik kelas X FKK-3 SMK Yos Soedarso Sidareja tahun ajaran 2022-2023. Masalah dalam penelitian ini adalah guru belum memanfaatkan model, metode, dan media pembelajaran inovatif dan rendahnya kemampuan peserta didik mencari ide dan gagasan untuk menulis, sehingga mengakibatkan hasil belajar menulis teks anekdot peserta didik kurang efektif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Data diperoleh dari hasil observasi dan hasil posttest peserta didik. Hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan proses dan hasil belajar peserta didik. Respon peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran ini adalah merasa senang, dapat dilihat saat kegiatan refleksi akhir pembelajaran peserta didik memberikan tanggapan bahwa proses pembelajaran sangat menyenangkan dan media pembelajaran yang digunakan menarik dan mudah dipahami. Prosentase ketuntasan peserta didik adalah 85,71% dari 21 peserta didik sudah mampu menulis teks anekdot dengan baik dengan rata-rata nilai 86,33.

Kata Kunci: Media Komik Strip, Menulis Teks Anekdot, Problem Based Learning.

PENDAHULUAN

Menurut Tarigan (2008:1) keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu: (1) keterampilan menyimak; (2) keterampilan berbicara; (3) keterampilan membaca; dan (4) keterampilan menulis. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk komunikasi secara tidak langsung, tidak harus tatap muka dengan orang lain. Keterampilan menulis tidak serta merta dapat dilakukan oleh setiap orang, tapi harus melalui pengalaman, latihan yang teratur, dan berkesinambungan. Sejalan dengan pernyataan tersebut (Tarigan, 2008:9) mengungkapkan bahwa menulis menuntut gagasan-gagasan yang logis, diekspresikan dengan jelas, dan ditata secara menarik karena menulis merupakan kegiatan yang cukup kompleks. Sehingga, dalam kegiatan menulis harus dituntut penguasaan kosakata, pengetahuan, dan pengalaman agar dapat menyampaikan gagasan dan ide yang baik kepada pembaca.

Pembelajaran menulis teks anekdot merupakan salah satu materi yang sangat penting bagi peserta didik, hal ini berhubungan dengan kemampuan peserta didik untuk menyampaikan kritik atau pesan moral mengenai hal-hal yang tidak sesuai harapan dengan tidak menyinggung atau menyakiti pihak yang dituju. Menurut Kosasih (2013:15), anekdot tidak semata-mata menyajikan hal-hal yang lucu, tetapi juga berupa pesan yang diharapkan bisa memberikan pelajaran pada khalayak. Namun, berdasarkan eksplorasi masalah di kelas ditemukan bahwa peserta didik masih kesulitan dalam menulis teks anekdot. Hal ini tampak pada hasil tulisan peserta didik belum lengkap dari segi strukturnya, pilihan diksi terkadang kurang sesuai, unsur kritikan atau sindiran belum terlihat, dan alur cerita belum kronologis.

Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan, kesulitan yang dialami peserta didik kelas X FKK-3 SMK Yos Soedarso Sidareja disebabkan karena pembelajaran masih menggunakan metode ceramah sehingga peserta didik merasa jenuh. Penggunaan model, metode, dan media pembelajaran yang digunakan belum inovatif berdampak pada peseta didik menjadi kurang termotivasi, sulit mencari ide, sulit menentukan topik, dan sulit menuangkan gagasan ke dalam tulisan.

Dengan melihat situasi yang terjadi di kelas, guru perlu melakukan langkah-langkah yang dapat mengatasi permasalahan tersebut sebagai salah satu peran dan tanggung jawab sebagai guru. Langkah-langkah guru dalam mengatasi permasalahan tersebut, yaitu guru menyusun modul ajar menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan memanfaatkan media komik strip sebagai sumber rujukan aktual dan valid dalam menulis teks anekdot.

Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran (Yunin Nurun Nafiah:2014). Penggunaan model pembelajaran PBL dapat dipadukan dengan memanfaatkan penggunaan media pembelajaran, dalam hal ini menggunakan media visual untuk memberikan kesan yang menyenangkan bagi peserta didik. Salah satu media visual yang dapat digunakan guru adalah komik strip. Komik strip sendiri adalah komik yang cuma terdiri atas beberapa panel saja, umumnya muncul pada majalah ataupun surat kabar (Ulfa Fuad Hilalliyah dan Mintowati:2022). Karakter yang berbicara dan bepikir akan diberikan balon-balon teks sebagai penanda.

Penggunaan media komik membantu peserta didik dalam menggali ide dan gagasan serta membantu menetukan topik yang relevan untuk dikembangkan menjadi teks anekdot. Peserta didik dapat dengan cepat menentukan cerita dan menyusun kerangka teks. Hal ini karena gambar/ilustrasi komik strip dapat memberikan stimulus pada ingatan peserta didik terhadap suatu peristiwa. Selain itu urutan dan cerita pada panel-panel komik strip memiliki kemiripan dengan struktur pada teks anekdot sehingga mempermudah peserta didik untuk menulis teks anekdot.

Pembelajaran menulis teks anekdot menggunakan model Problem Based Learning (PBL) mengikuti sintak berikut. 1) Orientasi peserta didik kepada masalah, 2) Mengorganisasikan peserta didik. 3) Membimbing penyelidikan individu dan kelompok. 4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. 5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Kemudian dengan bantuan media komik strip dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut. Pertama guru menyiapkan media komik strip yang relevan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik. Kedua peserta didik mendapatkan dan mengamati komik strip yang disediakan guru. Ketiga peserta didik mendeskripsikan gambar/ilustrasi pada setiap panel komik strip. Keempat peserta didik menuliskan dialog karakter yang ada pada komik strip dengan mengembangkan dialog sesuai kebutuhan. Kelima peserta didik merangkai hasil deskripsi gambar/ilustrasi komik strip dengan dialog karakter untuk dijadikan teks anekdot yang utuh sesuai struktur dan kebahasaannya.

Tantangan yang dihadapi guru pada saat proses pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dengan bantuan media komik strip untuk meningkatkan kemampuan menulis teks anekdot, antara lain: 1) Membutuhkan persiapan lebih untuk menyiapkan alat, perangkat ajar, media, dan persiapan lainnya. 2) Guru harus mampu memanfaatkan media pembelajaran yang membuat peserta didik tertarik, termotivasi dan bersemangat, dalam hal ini dapat menggunakan media Power Point, memanfaatkan video dari Youtube, dan memanfaatkan media komik strip yang didapatkan dari media sosial. 3) Sulitnya memilih komik strip yang relevan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik.

Praktik ini penting untuk dilakukan karena selain dapat menyelesaikan permasalahan dalam meningkatkan kemampuan menulis teks anekdot, praktik pembelajaran ini juga dapat dimanfaatkan oleh rekan guru lain sebagai referensi dan inspirasi untuk menyelesaikan permasalahan serupa.          

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Yos Soedarso Sidareja yang beralamat di jalan Ranggasena 596, Sidareja, Kabupaten Cilacap kelas X FKK-3 tahun pelajaran 2022-2023. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dari aksi pembelajaran pada kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) mahasiswa Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan 2023 Universitas Galuh Ciamis.

Pada tahap perencanaan praktik, dilakukan analisis awal mengenai masalah yang terjadi terkait kemampuan menulis teks anekdot. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti melakukan koordinasi dengan kepala sekolah dan rekan sejawat, kemudian melakukan kajian literatur dan merumuskan solusi terbaik untuk menyelesaikan masalah. Selanjutnya peneliti merancang modul ajar sesuai tujuan pembelajaran, dan menyiapkan alat dan media ajar sesuai karakteristik materi.

Pada tahap proses yaitu melaksanakan praktik pembelajaran model Problem Based Learning (PBL) dengan media komik strip. Pembelajaran PPL Aksi 1 dilaksanakan selama 2x45 menit, dengan tujuan pembelajaran yaitu melalui model Problem Based Learning (PBL) dengan media komik strip dalam kegiatan pembelajaran teks anekdot, peserta didik mampu menulis teks anekdot dengan informasi akurat dan merujuk pada sumber-sumber informasi yang valid secara tepat dengan bernalar kritis. Adapun sintak dan langkah-langkah pembelajaran model Problem Based Learning (PBL) dengan bantuan media komik strip adalah sebagai berikut : Langkah 1 Orientasi peserta didik kepada masalah, peserta didik melaksanakan instruksi dari guru mempelajari materi langkah membuat teks anekdot dengan bantuan media komik strip yang diproleh dari link google site yang dibagikan guru atau dari sumber lain.  Langkah 2  Mengorganisasikan peserta didik, peserta didik berkelompok secara heterogen yang terdiri atas empat anggota. Langkah 3 Membimbing penyelidikan individu dan kelompok, peserta didik secara berkelompok melaksanakan instruksi dari guru menyiapkan lembar kerja peserta didik (LKPD), kemudian memperhatikan penjelasan dari guru mengenai pengenalan dan langkah-langkah penerapan media komik strip dalam pembelajaran menulis teks anekdot. Langkah 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, peserta didik secara berkelompok melaksanakan arahan dari guru untuk berdiskusi dan mengisi tabel isian pada lembar kerja peserta didik (LKPD) yang sudah dibagikan, kemudian mengembangkan ilustrasi dari komik strip menjadi teks anekdot yang lengkap. Langkah 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, peserta didik bersama kelompok mempresentasikan hasil kerjanya, kemudian kelompok yang lain bersama guru akan menanggapi dengan pertanyaan maupun saran yang positif.

Tahap observasi dilakukan peneliti dengan mengamati proses pembelajaran dan menilai keaktifan siswa selama pembelajaran sesuai dengan instrumen yang telah disiapkan. Tahap refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil teks anekdot peserta didik dan hasil observasi yang dilakukan peneliti. Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh kesimpulan mengenai langkah-langkah pembelajaran yang perlu diperbaiki ataupun sudah baik.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pembelajaran menulis teks anekdot menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dengan memanfaatkan media komik strip terbukti efektif dan mampu meningkatkan proses dan hasil belajar peserta didik. Pemilihan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang berpusat kepada peserta didik terbukti mampu meningkatkan proses pembelajaran, yaitu terlihat dari keaktifan dan antusias peserta didik dalam belajar. Peserta didik terlihat aktif dalam diskusi, saling memberi masukan, berusaha mandiri untuk mencurahkan kreativitasnya, dan berkolaborasi untuk membentuk teks anekdot yang utuh dan menarik.

Terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik sesuai tujuan pembelajaran, yaitu mampu menulis teks anekdot dengan informasi akurat dan merujuk pada sumber-sumber informasi yang valid secara tepat. Prosentase ketuntasan peserta didik adalah 85,71% dari 21 peserta didik sudah mampu menulis teks anekdot dengan baik dengan rata-rata nilai 86,33. Rata-rata nilai tersebut meningkat dibandingkan dengan hasil pretest sebelumnya yaitu 79,61. Hal itu dapat dilihat dari tulisan peserta didik yang sudah menunjukkan kesesuaian tulisan dengan permasalahan, menyajikan cerita secara runtut sesuai struktur teks anekdot, menggunakan ejaan dan tanda baca yang tepat, menyampaikan kritik sesuai permasalahan dengan humor dan menggunakan bahasa yang santun, serta peserta didik mampu mempublikasikannya di media sosial.

Pemilihan media komik strip juga terbukti tepat, sebab peserta didik dapat dengan mudah menggali gagasan dan mengembangkannya menjadi teks anekdot. Peserta didik tidak membutuhkan waktu lama untuk menentukan cerita dan menyusun kerangka teks. Hal ini karena gambar pada komik strip dapat memberikan stimulus ingatan peserta didik terhadap suatu peristiwa yang berfungsi sebagai pemicu dalam menyusun teks anekdot yang baik. Selain itu urutan dan cerita pada panel-panel komik strip memiliki kemiripan dengan struktur pada teks anekdot sehingga mempermudah peserta didik untuk menulis teks anekdot.

Respon peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran ini adalah merasa senang, dapat dilihat saat kegiatan refleksi akhir pembelajaran peserta didik memberikan refleksi bahwa proses pembelajaran sangat menyenangkan dan media pembelajaran yang digunakan menarik dan mudah dipahami. Rekan sejawat menyampaikan bahwa melalui media visual berupa komik strip dapat memotivasi peserta didik dalam belajar dan mepermudah peserta didik dalam menulis teks anekdot. Dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dapat merangsang keaktifan peserta didik untuk bertanya jawab serta kreatif dalam membuat karya.

Faktor keberhasilan pembelajaran ini ditentukan oleh penguasaan guru terhadap model pembelajaran, metode, media, dan langkah-langkah pada modul ajar yang sudah dibuat. Melalui pembelajaran dan rangkaian kegiatan yang sudah terlaksana, guru lebih kretaif dan inovatif dalam memilih model, metode, dan media pembelajaran untuk membuat proses belajar mengajar sesuai dengan yang diharapkan.

SIMPULAN

Berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penggunaan model Problem Based Learning (PBL) dengan bantuan media komik strip pada kegiatan aksi 1 Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) PPG Daljab 2023 Universitas Galuh dapat meningkatkan keaktifan siswa selama proses pembelajaran dan meningkatkan hasil pembelajaran menulis teks anekdot. Dari hasil evaluasi di akhir pembelajaran diperoleh prosentase sebesar 85,71% dari 21 peserta didik sudah mencapai skor ketuntansan minimum dengan rata-rata nilai kelas sebesar 86,33. Peserta didik terlihat aktif dalam diskusi, saling memberi masukan, berusaha mandiri untuk mencurahkan kreativitasnya, dan berkolaborasi untuk membentuk teks anekdot yang utuh dan menarik. Pemilihan media komik strip juga terbukti tepat, sebab peserta didik dapat dengan mudah menggali gagasan dan menentukan topik untuk penulisan teks anekdot.

DAFTAR PUSTAKA

Tarigan, H. G. 2008. Menulis Sebagai Suatu Kemampuan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Kokasih, E. 2013. Cerdas Berbahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Nafiah, Yunin Turun.2014. Penerapan Model Problem-Based Learning untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa. Diakses 19 Juli 2023. Jurnal Pendidikan Vokasi.

 Hilalliyah, Ulfa Fuad dan Mintowati. 2022. Penggunaan Media Komik Strip dalam Pembelajaran Menceritakan Kembali Isi Cerita Fabel Pada Siswa Kelas VII-D Smp Negeri 2 Balen. Bapala Volume 9, Nomor 4 Tahun 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun