Merokok sekarang adalah hal yang wajar dilakukan, terutama di kalangan remaja saat ini. Organisasi Kesehatan Dunia (2023) menyatakan bahwa dampak negatif merokok pada remaja jauh lebih besar dibandingkan dengan orang dewasa. Dampak yang dapat dirasakan langsung oleh perokok pemula berupa batuk-batuk, lidah terasa getir, dan mual. Akan tetapi hal tersebut diabaikan dan seiring berjalannya waktu akan menjadi kebiasaan karena nktoin pada rokok yang bersifat adiktif. Kaum remaja memiliki keyakinan jika merokok dapat menenangkan pikiran, hal tersebut yang menyebabkan remaja cenderung mengacuhkan dampak berbahaya dari rokok.
Rokok adalah salah satu masalah kesehatan terbesar di dunia karena menyebabkan hampir 6 juta orang meninggal setiap tahunnya. Lebih dari 5 juta orang meninggal karena merokok langsung dan 600.000 meninggal karena paparan asap rokok (Organisasi Kesehatan Dunia, 2023). Risiko yang kebih besar akan terjadi pada remaja yang sudah merokok, dan memiliki risiko terkena penyakit akut seperti jantung, kanker paru-paru dan penyakit akut lainnya.
Fenomena banyaknya remaja yang merokok ini dikarenakan mudahnya akses untuk mendapatkan rokok, warung-warung kecil yang menjual rokok kepada anak di bawah umur menjadi hal yang lumrah terjadi, kurangnya pengawasan dan kurang ketatnya undang-undang tentang rokok juga menjadi faktor mudahnya remaja mendapatkan akases untuk mendapatkan rokok.
Solusi yang dapat dilakukan untuk menekan tingginya jumlah perokok di Indonesia diantaranya, memberikan undang-undang yang lebih ketat tentang penjualan rokok, memberikan penyuluhan dan pemahaman kepada remaja tentang bahaya merokok, menekan jumlah periklanan rokok.
peran kita sebagai generasi muda sangat penting untuk menciptakan gaya hidup yang sehat, menekan tingginya perokok pada remaja menjadi hal yang sangat berarti untuk menciptakan penerus bangsa yang sehat dan terbebas dari zat-zat adiktif.
Referensi:
https://www.who.int/indonesia
https://www.kemkes.go.id/id
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H