Mungkin kita beranggapan bahwa mencari asisten rumah tangga sangatlah mudah. Toh banyak ibu-ibu yang nganggur dan bisa diajak jadi ART. Eits, gak segampang klik ikon hati di feed instagram lho. Ada beberapa hal yang mesti dipertimbangkan. Apa saja itu?
Menjadi majikan bukan berarti kita bersikap seperti penjajah, penguasa yang memerintah dengan semena-mena. Kita harus pahami dulu, diri kita adalah manusia dan dia (calon art) juga manusia. Tentu sama-sama ingin diperlakukan selayaknya manusia, memanusiakan manusia. Sebab tak jarang, ada berita penganiayaan majikan kepada asisten rumah tangga, bahkan sebaliknya.
Maka dari itu, kita harus memberikan hak-haknya sebagai pengurus rumah tangga dengan layak dan manusiawi. Sehingga menciptakan perasaan nyaman dalam bekerja dan totalitas pekerjaan yang disuguhkan sangat memuaskan hati majikan. Membersihkan apa-apa yang seharusnya dibersihkan, tanpa harus disuruh atau diminta dibersihkan.
Artinya, asisten rumah tangga harus memiliki sikap cepat tanggap dalam menjalankan tugas dengan baik dan benar (kehati-hatian).
Bagaimana dapat mengetahui hal tersebut? Kita lakukan penilaian kerja dengan cara sembunyi-sembunyi dalam waktu sesingkat-singkatnya. Misalnya dalam waktu dua minggu, kita (majikan) melakukan penilaian kinerja, bilamana baik ya dilanjutkan. Proses penilaian ini dilakukan dalam masa bhakti satu bulan pertama.
Bisa kita jajal dengan membuat banyak pekerjaan rumah yang perlu dibereskan (nilai sikap amanah, kewajiban), dengan sengaja menaruh beberapa lembar uang pecahan seratus ribu atau lima puluh ribu secara sembarangan (nilai kejujuran), dan sering bepergian atau lembur (nilai tanggungjawab).
Apabila beberapa treatment tersebut dapat dilalui dengan baik, maka wajib dipertahankan. Bila tidak, segera putuskan kontrak kerja agar tak semakin menjarah, sebab sifat dasar manusia itu sendiri (tak pernah puas) membuat semua yang bukan haknya diambil dan diakui kepemilikannya.
Bagi pasangan anyar, kebutuhan akan asisten rumah tangga sangat jarang diperlukan, karena masih bisa dilakukan dengan sepasang tangan saja, tangan istri atau tangan suami. Namun, apabila kamu sudah memiliki cucu, lebih banyak melakukan aktivitas di luar rumah, dan mungkin kamu sudah menyentuh angka 60-an, kebutuhan akan asisten rumah tangga sangat diperlukan.
Mengingat betapa senjanya hidup kita, tubuh lemas tak karuan, dan indera mulai mengalami penurunan fungsi. Jadi, dibutuhkan seorang asisten rumah tangga agar menjaga diri kita dari kejadian tak terduga yang sewaktu-waktu dapat menimpa anggota keluarga.
Layaknya mencari pasangan hidup, ART juga demikian. Menerima ART berarti menerima anggota keluarga baru, sama persis seperti menerima mantu. Pasti ada adaptasi lingkungan keluarga, apabila si ART tidak mampu beradaptasi dengan baik, maka jelas akan menimbulkan banyak permasalahan dalam rumah tangga. Misal banyak tugas dan kewajiban yang ditelantarkan atau tidak dikerjakan dengan baik.