Beberapa waktu lalu, tulisan (artikel) saya berhasil ditayangkan. Sudah berseliweran di jagat Kompasiana selama satu jam tiga puluh tujuh menit. Tiba-tiba ada pesan masuk yang menginformasikan bahwa artikel saya, yang saya tulis dengan hati dan penuh perasaan, lenyap seketika. Artikel kena kartu merah dan satu-satunya solusi terjadilah penghapusan konten (artikel) oleh tim Kompasiana. Bagaimana agar artikel kamu tidak kena kartu merah di Kompasiana?
Nah, bagi kamu para Kompasianer dalam menunggah setiap karya tulismu, baik berupa apa saja, tulisan maupun video bahkan artikel fiksi maupun non fiksi, harus memperhatikan beberapa ketentuan ini agar artikel yang kamu sajikan tidak terkena kartu merah dan dipinalti sang Admin Kompasiana.
Sebenernya, mengenai syarat dan ketentuan menulis di Kompasiana, berbagi kisah pengalaman, resep memasak, tips mengatur keuangan, bahkan cara berkebun strawberry, telah tersedia di akun masing-masing Kompasianer. Bahkan selalu menemani kita sekalu Kompasianer dalam menulis artikel yang berada di bagian paling bawah papan ketik, papan tulis artikel.
Kadang kita gak memedulikan hal tersebut, sehingga kadang artikel yang sudah ditulis dengan berbagai kalimat indah dan sebisa mungkin menghindari kata-kata kotor masih kena pinalti oleh wasit, Admin Kompasiana. Mulai dari moderasi ulang oleh tim Kompasiana, karantina artikel, bahkan teguran keras kartu merah (penghapusan artikel).
Kemarin, 22 Juli 2021 salah satu artikel saya terkena kartu merah. Oke, saya tidak mempermasalahkan hal tersebut. Mungkin benar, artikel saya melanggar syarat dan ketentuan menulis di Kompasiana. Meski sudah ada vote dari beberapa Kompasianer, baik itu Mbak Fatmi S, Pak Arief R. S, Mas Irwan R. S, Mas Ferry. W, dan Mas Mojiono.
Tulisan ini gak bakal membahas protes saya akibat artikel yang diblokir tayang oleh Kompasiana, melainkan berbagi tips tentang rambu-rambu menulis artikel di Kompasiana agar tidak terkena kartu merah.
Baiklah, sudah memasuki 300 lebih kata, hingga kalimat ini. Maka tiba waktunya saya sampaikan empat peringatan agar artikel kamu di Kompasiana dapat tayang dengan selamat sampai tanpa batas waktu yang jelas.
Pertama, buatlah artikel yang orisinil (asli) bukan artikel palsu.
Siapa sih yang gak bakal marah bila ada artikel palsu, saduran, jiplakan, copy-an, seliweran di beranda rumah kita bersama, Kompasiana? Beberapa waktu lalu, sebuah puisi diketahui bukan karya asli yang mana dikuliti oleh Prof. Felix Tani. Alhasil, puisi tersebut dicopot dari peredarannya di Kompasiana.