Hai, Covid-19! Apa kabar? Masih betah ya di bumi Pertiwi? Aku rasa, kamu sudah menapaki setiap inci tanah Indonesia. Memangnya belum cukup, belum habis bekalmu?
Hai, Covid-19! Kamu begitu tangguh. Tak ada satu orang pun di dunia ini yang mampu mengalahkanmu. Memangnya kamu berguru kepada siapa? Kamu jago banget bikin kita, manusia, kewalahan menyerangmu.
Hai, Covid-19! Aku sebenarnya sudah bosan melihatmu di mana-mana, bahkan di depan layar laptop ataupun handphone, setiap detik ada kamu. Aku tau kok, wajahmu, menyeramkan. Jadi, jangan sering muncul dihadapanku.
Hai, Covid-19! Boleh aku tanya, visi misi kamu berada di dunia memangnya mau ngapain? Menghukum pejabat negara yang koruptor, tidak jujur, tidak adil, dan tidak mementingkan kepentingan rakyat? Atau kamu dirancang hadir untuk menaikan angka mortalitas? Mengingat, dunia ini memang sudah cukup sesak dan tua.
Hai, Covid-19! Sebenarnya kamu sudah angkat kaki dari pangkuan Ibu Pertiwi. Beliau sudah sangat lelah. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah agar kamu mau sadar, berdiri, berjalan, dan pergi menghilang ke alam lain.
Hai, Covid-19! Kehadiranmu antara baik dan buruk. Tapi banyak buruknya. Salah satu kebaikanmu adalah kita, manusia jadi lebih rajin berpola hidup sehat. Cuci tangan pakai sabun, pakai masker, dan sering menggunakan handsanitizer. Saya akui, kamu hebat, datang tiba-tiba dan memberikan gebrakan kesehatan bagi kita semua.
Hai, Covid-19! Sesungguhnya kedatanganmu tidak disambut dengan sangat baik. Sebab, kamu menyebabkan banyak diantara rekan, keluarga, bahkan sahabat kita tercinta lebih cepat menghadap Tuhan. Dan mengakibatkan kita  semua terpuruk.
Hai, Covid-19! Tak puaskan kamu menyiksa diriku, diri kita semua. Kamu sudah merenggut segalanya. Harta, wanita, dan tahta.Â
Bayu Samudra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H