Kemudian, kita tambahkan dengan daun beluntas, weluntas. Ambil pucuknya saja, 4-6 daun dari paling atas sebanyak mungkin, atau komposisi bahannya itu 60 persen daun pepaya bahkan bunganya dan 40 persen daun beluntas.
Kalau di pasar tradisional, daun pepaya ini cukup melimpah ya. Tapi, daun beluntas sangat jarang ditemui. Karena ini resep rahasia, jadi hanya orang-orang tertentu yang satu langkah lebih paham dari kebanyakan orang dalam mengoseng daun pepaya.
Kemudian, ada tambahkan 2-3 tangkai daun jaranan. Orang Madura menyebutnya daun kajuh jeren. Ini pun gak ada di pasar. Adanya di pekarangan rumah, sebab ini tuh pakan kambing. Tapi memang berkhasiat untuk mengurangi rasa pahit dalam mengolah daun pepaya.
Tujuan menambahkan daun beluntas dan daun jaranan, agar meminimalisir rasa pahit dalam olahan daun pepaya. Terlebih rasa daun beluntas itu cukup hambar, tidak memiliki rasa kuat sehingga menutup rasa pahit yang dikeluarkan oleh daun pepaya.
Tetapi, meski tidak ada daun beluntas, rasa pahit daun pepaya dapat dikurangi oleh daun jaranan.
Pepaya pada umumnya memang berbuah, tapi bunga pepaya itu sangat jarang. Hanya pada pepaya jenis tertentu yang hanya berbunga saja sepanjang musim. Bunga pepaya itu cukup banyak dalam satu pohon pepaya. Nah, hal ini bisa dijadikan bahan tambahan dalam pengolahan oseng daun pepaya.
Ini dilakukan sebab bunga pepaya dipercaya mampu mengobati beberapa penyakit, entah penyakit apa saya agak lupa. Dan tak jarang, ada beberapa orang memburu bunga pepaya guna mengobati penyakit yang dideritanya. Bahkan kalaupun ketemu, bakal dibeli dalam harga yang fantastis. Ini dikarenakan karena terbatasnya pohon pepaya yang memiliki bunga yang amat rimbun.Â
Apakah di pasar tersedia? Tidak. Kalau pun ada itu hasil pesanan seseorang dengan pedagang di pasar.
Jadi, itu sedikit informasi tentang bunga pepaya. Apabila kebetulan, ada pepaya yang berbunga di sekitaran lingkungan kamu, boleh dong ditambahkan dalam proses pengolahan oseng daun pepaya ini. Biar double khasiat.