Mohon tunggu...
Bayu Samudra
Bayu Samudra Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Semesta

Secuil kisah dari pedesaan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Keberhasilan Tak Hanya Soal Usaha tapi Keberuntungan

4 Mei 2021   13:40 Diperbarui: 5 Mei 2021   21:01 1352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Usaha tidak akan mengkhianati hasil.

Kalimat tersebut sering dijadikan penyemangat bagi hidup kita. Bahwasanya, usaha tidak akan mengkhianati hasil. Artinya, seberapa besar usaha yang kita keluarkan pasti berbuah hasil yang sebanding bahkan melebihi perkiraan hasil. 

Semakin saya dewasa, saya kok meragukan pernyataan tersebut. Ada yang keliru, tapi bukan struktur kalimat apalagi pemilihan diksi. Sebab hasil tidak melulu bicara soal usaha, ada satu hal lagi yang mesti diraih oleh kita agar dapat berhasil.

Bukannya saya menolak. Saya sudah membuktikan bahwa usaha memang tidak mengkhianati hasil.

Bulan Januari 2021, saya masih centang hijau. Saya berusaha untuk giat menulis, berbagi pengalaman, bertukar informasi, hingga melebarkan sayap silaturahmi di Kompasiana. Syukur, April 2021 saya dianugerahi centang biru. Bahagia tentunya. Tapi yang jadi pertanyaan adalah usaha apa yang Admin Kompasiana lihat dari saya sehingga dapat centang biru? Rajin menulis, mendapat pembaca yang banyak, tulisan menarik atau hal lain.

Semua Kompasianer memiliki kriteria tersebut. Rajin menulis, mendapat pembaca yang banyak, tulisan menarik, hingga masuk artikel terpopuler. Lah mengapa semua Kompasianer tidak bercentang biru?

Perlu kita ketahui bersama, bahwa keberhasilan itu ditentukan oleh dua hal besar, yakni usaha dan keberuntungan.

Keberhasilan ditentukan oleh dua faktor, baik usaha dan keberuntungan (dokpri)
Keberhasilan ditentukan oleh dua faktor, baik usaha dan keberuntungan (dokpri)
Keberhasilan adalah suatu kondisi di mana seseorang dapat mencapai target hidup atau meraih suatu penghargaan bahkan mendapatkan sesuatu hal yang diidam-idamkan. Artinya, keberhasilan adalah puncak dari dari suatu impian. Cita-citanya tercapai.

Untuk itu diperlukan suatu usaha dan keberuntungan dalam meraih apa-apa yang dicita-citakan. Sebab tanpa adanya usaha keberhasilan tak akan pernah tercapai. Begitupun sebaliknya, tanpa adanya keberuntungan sekecil apapun cita-cita bakal musnah tak tercapai.

Maka dari itu, hasil atau keberhasilan menempati posisi tertinggi dari podium pencapaian target hidup. Yang diimbangi dengan usaha dan keberuntungan.

Kenapa harus seimbang? Biar tidak pincang, supaya memaksimalkan hasil yang diharapkan, dan agar tidak roboh saat terkena badai. Itulah mengapa suatu keberhasilan wajib ditopang oleh dua kaki, bernama usaha dan keberuntungan.

Bagaimana bila hanya mengandalkan pada usaha saja?

Usaha memengaruhi keberhasilan, tapi tidak menjamin berhasil bila tidak diikuti dengan keberuntungan (dokpri)
Usaha memengaruhi keberhasilan, tapi tidak menjamin berhasil bila tidak diikuti dengan keberuntungan (dokpri)
Bukankah, semakin besar usaha yang dikeluarkan semakin bertambah banyak peluang kita berhasil? Ya, benar. Semakin banyak peluang yang didapat. Tapi, beruntungkah?

Misal kita mengikuti undian kupon berhadiah. Dari 100 ribu kupon undian yang disebar, kita memburu sebanyak 60% dari semua kupon. Mayoritas kupon undian adalah milik kita. Secara matematis, kita memiliki kesempatan dan peluang besar mendapatkan hadiah dari undian kupon berhadiah.

Setelah memasuki waktu pengundian, tak satupun seri nomor kupon hasil pengundian merupakan milik kita. Melainkan kebanyakan milik orang lain. Mengapa demikian? Kita tidak beruntung. Jangan berprasangka panitia penyelenggara undian tidak adil, sebab undian tersebut bukan suatu keadilan, melainkan keberuntungan.

Kembali pada kasus saya sendiri. Saya termasuk Kompasianer baru, walaupun sudah terdaftar sejak 2018. Hasil artikel saya masih sedikit, hanya 144 artikel. Padahal Kompasianer lain sudah tembus 500-an artikel. Mengapa saya dapat centang biru dan mereka tidak? Sebab saya beruntung.

Dengan demikian, sebesar apapun usaha yang kamu keluarkan untuk mencapai tujuan atau target hidupmu belum tentu menjamin keberhasilan dalam mencapai tujuan tersebut.

Saya berusaha keras untuk dapat lolos SNMPTN, lolos seleksi sekolah kedinasan dengan belajar lebih giat, mengikuti les khusus, hingga mengeluarkan biaya yang tergolong lumayan, tapi hasil semua tes menyatakan saya gagal. Padahal sudah berusaha semaksimal mungkin. Lah, dari kejadian ini saya mulai ragu bahwa usaha tidak akan mengkhianati hasil. Buktinya saya dikhianati oleh usaha saya sendiri.

Bagaimana bila hanya mengandalkan pada keberuntungan saja?

Keberuntungan memengaruhi keberhasilan, tapi tidak akan tercapai bila tidak ada secuil pun usaha dari diri kita sendiri (dokpri)
Keberuntungan memengaruhi keberhasilan, tapi tidak akan tercapai bila tidak ada secuil pun usaha dari diri kita sendiri (dokpri)
Berbeda hal dengan keberuntungan. Usaha dapat dikendalikan dan dikontrol oleh diri kita sendiri. Artinya dapat diperkecil dan diperbesar agar mencapai suatu target tertentu. Sedangkan, keberuntungan adalah hal yang tak kasat mata, tidak dapat dikendalikan, dan tidak dapat dikontrol. Diluar kemampuan diri kita.

Itulah mengapa kita harus percaya terhadap adanya Tuhan. Keberuntungan diberikan oleh Tuhan pada semua manusia, bahkan semua makhluk ciptaanNya. Akan tetapi bukan dilakukan oleh tangan Tuhan sendiri, melainkan diperantarai oleh sesama makhluk ciptaanNya.

Jika kita hanya mengandalkan keberuntungan tanpa melakukan sesuatu hal atau mengeluarkan usaha apapun, maka keberhasilan tidak pernah tercapai dan hanya jadi mimpi manis. 

Dengan sifatnya keberuntungan yang tak terkendali, tidak terkontrol tersebut. Bagaimana bisa kita mencapai puncak keberhasilan atas target hidup? Kita tetap butuh usaha sebagai penopang munculnya keberuntungan itu. 

Sebab ada kisah. Seorang anak penjual manisan yang menemukan dompet dan berisi banyak uang, berusaha mencari keberadaan pemiliknya melalui identitas yang ada pada dompet tersebut. Alhasil dapat bertemu dan mengembalikan dompetnya. Ia menolak diberi uang atas usahanya mengembalikan dompet tersebut dari pemiliknya. Ia pamit kembali.

Selama perjalanan kembali ke pangkalan. Manisan yang ia jajakan laku terjual. Banyak orang di sekelilingnya yang membeli manisannya. Inilah keberuntungan. Ia dapat mencapai target, menjual manisan hingga habis tanpa sisa.

Kembali ke kisah saya. Saya dijadikan centang biru karena keberuntungan. Beruntung artikel yang saya bagikan bermanfaat bagi banyak orang, beruntung artikel saya masuk jajaran artikel utama, dan beruntung Admin Kompasiana merestui saya untuk mendapat centang biru. Semua keberuntungan tersebut masih butuh usaha. 

Dengan demikian, keberuntungan memang bersifat tidak terkendali, tidak terkontrol, dan diluar kekuasaan diri kita. Tapi keberuntungan menjadi salah satu penopang keberhasilan, sebab ada usaha yang membuat kita beruntung.

Ilustrasi keberhasilan (foto dari pixabay.com)
Ilustrasi keberhasilan (foto dari pixabay.com)
Jadi, tidak perlu kita berkecil hati karena selalu gagal dalam mencapai target hidup atau tujuan yang dicita-citakan. Hal itu bukan karena usaha kita kurang besar atau kurang greget, hanya saja keberuntungan belum mendatangi diri kita. 

Mustahil bilamana ada seseorang yang mengaku beruntung tanpa adanya satu hal pun usaha. Sebab, tanpa usaha apapun tidak akan pernah ada keberuntungan lebih-lebih keberhasilan.

Orang berhasil karena usaha dan keberuntungan. Berusaha keras walau gagal beribu-ribu kali, sebab keberuntungan mungkin saja ada pada usaha keseribu kali. Intinya, jangan pernah putus asa, jangan pernah menyerah. Usaha benar tidak mengkhianati hasil, tapi keberuntungan akan menentukan hasil yang diharapkan.

Bayu Samudra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun